Iklan
Iklan

Ingat! Sebelum Disuntik Vaksin COVID-19 Ada 6 Jenis Obat yang Tak Boleh Dikonsumsi

- Advertisement -
Sebelum Anda disuntik vaksin COVID-19, pastikan tubuh kamu dalam kondisi fit dan sehat, agar vaksinasi berjalan lancar. Apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya tanyakan dulu pada dokter apakah obat tersebut masih boleh diminum menjelang vaksin atau tidak. Sebab, ternyata ada beberapa jenis obat yang perlu dihindari sebelum vaksin COVID-19.

Sebagian penerima vaksin COVID-19 mungkin sedang bergantung dengan obat-obatan tertentu dalam kesehariannya. Misalnya penderita diabetes yang membutuhkan obat antidiabetes atau lansia yang sedang rutin minum vitamin.

Bagi Anda yang saat ini sedang rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu dan berencana akan divaksin dalam waktu dekat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Tanyakan pada dokter apakah Anda harus berhenti minum obat tersebut atau tidak sebelum divaksin. Pasalnya, ada beberapa jenis obat yang dikhawatirkan dapat berinteraksi dengan kandungan vaksin sehingga berpotensi mengganggu cara kerja vaksin bahkan memicu efek samping tertentu.

Berikut beberapa jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi sebelum vaksin COVID-19:

1. Obat pereda nyeri

Nyeri di tempat yang disuntik, pusing, dan nyeri otot adalah sejumlah efek samping vaksin COVID-19 yang dapat terjadi. Meski tergolong wajar, beberapa orang berpikir untuk minum obat pereda nyeri sebelum vaksin untuk menghindari efek samping tersebut.

Eits, sebaiknya urungkan niat tersebut, ya. Anda tidak disarankan untuk minum obat pereda nyeri sebelum vaksin COVID-19 karena hal ini malah bisa mengganggu respons imun terhadap vaksin, sehingga jadi kurang efektif.

Anda boleh saja minum obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk mengatasi efek samping vaksin COVID-19, misalnya sakit kepala, pusing, atau nyeri otot. Namun, obat tersebut hanya boleh diminum saat efek sampingnya sudah muncul, bukan untuk pencegahan sebelum vaksin COVID-19, ya.

2. Obat hipertensi dan obat diabetes

Bagi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), seperti hipertensi dan diabetes, minum obat mungkin menjadi salah satu rutinitas sehari-hari. Jika Anda salah satunya, sebaiknya bicarakan hal ini pada dokter atau petugas meja skrining sebelum vaksinasi.

Efektivitas vaksin tergantung dari seberapa baik tubuh Anda meresponsnya. Pada beberapa kasus ekstrem, tubuh penderita hipertensi maupun diabetes mungkin mengalami respons imun yang lambat. Ditambah lagi bila mereka minum obat sebelum vaksin COVID-19, obat tersebut bisa membuat tubuh lebih ‘sibuk’ sehingga menghambat respons imun terhadap vaksin.

Maka dari itu, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum vaksin COVID-19. Tanyakan apakah kamu perlu menunda pengobatan untuk sementara waktu atau boleh lanjut minum obat hipertensi maupun obat diabetes seperti biasanya.

3. Obat tiroid

Tiroid adalah suatu kondisi yang mengganggu metabolisme dan fungsi hormonal dalam tubuh. Bagian sistem kekebalan yang bertanggung jawab untuk penyakit tiroid autoimun berbeda dengan sistem kekebalan yang tugasnya melawan infeksi.

Oleh karena itu, sebagian besar obat tiroid sebetulnya tidak akan memicu gejala atau membuat vaksin jadi kurang efektif. Jika Anda sedang menggunakan steroid atau obat imunosupresif, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum vaksin COVID-19. Dokter akan menyesuaikan dosis obat dengan kondisi kamu supaya semuanya aman terkendali.

4. Obat asma dan alergi

Sebagian besar obat atau antihistamin yang digunakan untuk pengidap alergi terbukti aman bila digunakan bersamaan dengan vaksin COVID-19. Vaksin ini juga aman untuk orang-orang yang mengalami alergi makanan dan kondisi umum seperti asma, rhinitis alergi, dan dermatitis alergi.

Namun, penggunaan obat alergi tetap saja bukan berarti dapat mencegah reaksi alergi yang parah terhadap vaksin. Jika Anda memiliki alergi berlebihan (anafilaksis) atau berisiko terhadap salah satu kandungan vaksin, sebaiknya jangan divaksin.

5. Obat-obatan kanker dan imunoterapi

Pengidap kanker sering kali diberikan obat imunosupresan dosis tinggi. Imunosupresan adalah obat yang berfungsi untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Berkat obat imunosupresan, respons imun tubuh penderita kanker umumnya jadi tidak stabil. Atas dasar inilah, mereka tidak dianjurkan untuk menerima vaksin COVID-19 karena dikhawatirkan akan semakin mengganggu sistem kekebalan tubuhnya.

Lain halnya jika penderita belum menjalani pengobatan kankernya. Dalam kondisi ini, pasien boleh saja divaksin dan ini dinyatakan aman. Diskusikan hal ini lebih lanjut dengan dokter yang menangani pengobatan Anda.

6. Obat psikiatri dan psikotik

Saat ini, belum banyak penelitian yang menunjukkan masalah efektivitas vaksin akibat pemberian obat-obat yang berhubungan dengan kesehatan mental. Contohnya obat psikiatri dan psikotik.

Beberapa obat psikiatri maupun psikotik diduga dapat memicu reaksi antiradang yang mungkin dapat mengganggu efektivitas vaksin. Penggunaan obat dosis tinggi pun diketahui dapat memicu neutropenia atau menurunnya jumlah sel neutrofil dalam tubuh.

Jika terjadi neutropenia, tubuh akan kesulitan melawan bakteri jahat sehingga rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum vaksin COVID-19 bila Anda sedang mengidap gangguan mental tertentu dan rutin mengonsumsi obat-obatan.

Nah, itulah daftar obat-obatan yang tidak boleh diminum sebelum vaksin COVID-19 demi kesehatan. Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu dan berencana divaksin, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter. Dokter akan mempertimbangkan keamanan obat dengan kondisi kesehatan Anda, apakah boleh melanjutkan pengobatan atau sebaiknya ditunda untuk sementara waktu sampai selesai divaksin.

Sumber Artikel

Trending Topic

1 KOMENTAR

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA