Iklan
Iklan

Penculikan Anak Ditukar Sembako di Makassar Menurut Sosiolog Dampak dari Kemiskinan

- Advertisement -
Kasus penculikan anak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kembali terulang pada Selasa, 7 September 2021. Korban dititip di warung kelontong untuk dijadikan jaminan saat pelaku yang berpura-pura lupa bawa uang, kemudian kabur membawa barang.

Penculikan anak yang baru saja terjadi di Jalan Maccini Gusung, Kecamatan Makassar, merupakan kasus keempat sejak kejadian serupa pada Juli 2020.

Peristiwa penculikan anak yang terjadi emrupakan pertanda buruk bagi jaminan keamanan anak-anak di Kota Makassar. Namun, selain itu, sosiolog menilai ada desakan kebutuhan ekonomi yang mendorong para pelaku penculikan.

“Kalau itu saya kira jelas motif ekonominya, karena yang dia ambil itu kebutuhan sehari-hari, kebutuhan dasar dan kalau dilihat nilainya itu kan tidak seberapa. Artinya mereka (pelaku) berada dalam tekanan ekonomi cukup parah,” ujar Sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin, M Ramli AT, dikutip dari IDN Times, Kamis (9/9/2021).

Kasus penculikan anak di Makassar pernah terjadi pada Juli 2020. Korban adalah bocah berinsial ADD. Anak 8 tahun itu diculik ketika bermain di sekitar rumahnya di Kecamatan Manggala. Korban lalu dibawa ke toko di Kecamatan Tamalanrea lalu ditukar dengan empat buah tabung gas elpiji 3 kg.

Kemudian pada Desember 2020, bocah laki-laki berusia tujuh tahun berinsial AD juga diculik. Pelakunya adalah dua orang pria menggunakan sepeda motor matik di Jalan Maccini Raya, Kecamatan Makassar.

Kemudian korban dititipkan di toko Jalan Pongtiku, Kecamatan Makassar dan ditukar dua tabung gas elpiji 3 kg. Selanjutnya pada Mei 2021. Bocah 10 tahun berinsial A, diculik dari dekat tempat tinggalnya di Kecamatan Panakkukang, kemudian ditukar dengan 4 tabung gas elpiji 3 kg di sebuah toko kelontong di Kecamatan Rappocini. Korban juga diiming-imingi uang Rp5 ribu.

Ramli mengatakan, merujuk dalam beberapa peristiwa sebelumnya, pelaku kejahatan ini mengambil barang yang berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Mulai dari tabung gas hingga beberapa karung beras. Bagi masyarakat kelas menengah ke atas barang ini memang mudah didapatkan.

Namun, berbeda halnya dengan kondisi masyarakat yang ada di kelas bawah. Terlebih karena anak yang diculik oleh pelaku dijadikan sebagai jaminan untuk mendapat kebutuhan dasar. “Ini motif ekonominya memang sangat kental. Tapi tetap membahayakan keselamatan jiwa anak-anak yang jadi korban,” ujarnya.

Namun kata Ramli, perbuatan para pelaku kejahatan bagaimana pun bentuknya tidak dapat dibenarkan. Apalagi, sampai mengancam dan membahayakan keselamatan jiwa anak-anak. Menurut Ramli, kejadian seperti ini menjadi sinyal sekaligus indikasi bahwa masih banyak masyarakat terdesak kebutuhan ekonominya karena kemiskinan.

“Ada masalah kemiskinan yang menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat yang perlu diselesaikan. Berhentilah beretorika bahwa apa yang dinarasikan dalam pembangunan ini seolah-olah serba sukses tapi kenyataannya seperti ini,” ujar Ramli.

Ramli hanya berharap, kejadian ini menjadi perhatian serius pemerintah berikut aparat kepolisian untuk mengantisipasi kejadian serupa terus terjadi. “Ini jelas membahayakan bagi anak-anak yang begitu rentan dalam kondisi sosial. Ini juga akan berdampak pada kondisi psikilogis anak-anak bila kejadian ini terus terulang,” imbuhnya.

Kasubag Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando sebelumnya manambahkan, pihaknya sementara mendalami laporan terkait peristiwa penculikan anak-anak di Makassar yang terjadi awal pekan ini. Lando bilang, ayah korban telah melayangkan laporan sesaat anaknya dipulangkan oleh Bhabinkamtibmas.

Lando mengatakan, laporan dalam kasus ini sebenarnya masuk dalam tindak pidana penipuan yang memanfaat anak kecil sebagai jaminan untuk membawa kabur beberapa barang jualan. “Jadi bukan kasus penculikan, tapi modus untuk melakukan penipuan,” ujar Lando.

Lando juga tak menampik bahwa kasus serupa berulang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Makassar. Namun Lando enggan berkomentar banyak terkait proses penyelidikan. “Intinyakan kita harus dulu pelajari, memang sudah berulang, tapi tidak bisa kita langsung ungkap. Ada proses,” pungkasnya.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA