Iklan
Iklan

Update Korban Tragedi Kanjuruhan, 129 Orang Tewas

- Advertisement -
Tragedi Kanjuruhan menjadi duka yang cukup mendalam bagi dunia sepakbola dan merupakan tragedi terbesar dalam sejarah persepakbolaan Indonesia

Korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan ini terus bertambah. Kerusuhan suporter terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kerusuhan dipicu atas kekalahan tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Data sebelumnya pada Minggu (2/10/2022) pukul 05.00 WIB, yang dilaporkan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, mengatakan korban meninggal dunia akibat kerusuhan itu sebanyak 127 orang, dua di antaranya anggota kepolisian.

“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota polri. Yang meninggal di stadion sebanyak 34 orang. Kemudian 13 mobil rusak, 10 di antaranya mobil dinas polri dan selebihnya mobil pribadi. Sedangkan sebanyak 180 orang masih proses perawatan di rumah sakit,” ujar Irjen Pol Nico Afinta saat melakukan Konfrensi Pers, Minggu (2/10/2022) pagi pukul 05.00 WIB di Mapolres Malang.

“Sementara Jumlah penonton sebanyak 40 ribuan orang dan tidak semuanya kecewa. Hanya sekitar 3 ribuan yang merasa kecewa atas kekalahan Arema FC dan mereka turun ke lapangan dan bikin rusuh. Kekecewaan itu setelah 23 tahun tidak pernah kalah di kandang,” imbuh Irjen Nico.

Nico mengatakan, saat itu, tim medis dibantu oleh tim gabungan sudah melakukan upaya pertolongan terhadap korban yang ada di dalam stadion serta mengevakuasi korban ke beberapa rumah sakit.

Nico menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.

“Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” ujar Nico.

Pada Minggu (2/10/2022) sore, akun twitter resmi @AremaFC mengabarkan bahwa jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 182 orang.

“Data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang. Kami masih terus membantu proses rekapitulasi dan verifikasi terutama korban tanpa identitas yang jumlahnya terus bertambah #PrayForKanjuruhan,” tulis akun Twitter Arema Indonesia @AremaFC.

Di sisi lain, lantunan doa mengiringi kepergian dua Aremania yang berstatus sebagai suami istri di rumah duka di Jalan Bareng Raya 2 G, RT 14 RW 8, Kota Malang, Jawa Timur, pada Minggu (2/10/2022).

Pasutri itu bernama M Yulianton (40) dan Devi Ratna S (30). Ia meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Untungnya, anak semata wayangnya, yakni M Alfiansyah (11), dapat selamat dari tragedi tersebut.

Doni (43), saudara korban, menuturkan, saat itu dia juga ikut menyaksikan laga derbi Jawa Timur itu.

Dirinya menemukan keberadaan kedua korban di Stadion Kanjuruhan setelah ditolong oleh orang lain. Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

“Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya, dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) satu liang lahat,” kata Doni.

Doni memperkirakan, kedua korban meninggal dunia karena terdesak oleh suporter lainnya yang akan keluar dan menghirup gas air mata. Sedangkan, anak korban dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi.

“Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun. Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat,” ujarnya.

Dia mengatakan, almarhum Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan Arema FC di Stadion Kanjuruhan. Sedangkan, almarhum Yulianton sudah sering menonton sebelumnya.

Doni mengungkapkan, anak almarhum akan merayakan ulang tahunnya pada November mendatang.

“Orangtuanya (kedua korban) ingin sekali merayakan ulang tahun anaknya sebenarnya,” ujarnya.

Menurut Doni, tragedy Kanjuruhan ini terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Awalnya, terdapat dua suporter turun ke lapangan. Kemudian polisi menghalau massa yang turun menggunakan gas air mata.

“Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribun pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar,” katanya.

Doni mengungkapkan, di wilayah RT-nya ada sekitar 20 warga yang menonton pertandingan derbi Jatim pada kesempatan itu. Bahkan, ada dua anak kecil lainnya yang ikut selain anak almarhum.

“Alhamdulillah selamat semua, tiga anak kecil. Termasuk anak saya laki masih 10 tahun sama yang perempuan tetangga umurnya hampir sama. Anak saya, saya tolong sampai buka pagar pembatas tribun yang di samping-samping mas,” ujarnya.

Kapolri: 125 Orang Meninggal dunia

Menko PMK Muhajir Effendy menyampaikan total korban tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur sebanyak 488 orang. Dari 448 korban itu, sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan suporter Arema meninggal dunia akan diusut tuntas. Polri kini tengah melakukan investigasi.

Insiden bermula dari suporter yang menyerbu lapangan dan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.

Humas Polda Jawa Timur Korban Meninggal Dunia 129 Orang

Jumlah korban tewas pada Tragedi Kanjuruhan, yang terjadi pada laga Liga 1 2022/2023 kembali mengalami perbaruan. Kali ini, pihak kepolisian menyebut bahwa korban meninggal berjumlah 129 orang.

Jumlah korban jiwa 129 orang ini diungkapkan Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto. Perubahan ini tak lepas dari adanya pemutakhiran dan verifikasi yang dilakukan pihak terkait.

“Jadi ada data yang tercatat double. Ada yang tercatat di dua tempat. Setelah ditelusuri, ditemukan data yang sama,” tutur Dirmanto.

Sebelumnya, pada Minggu (02/10) sore, korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan disebut berjumlah 130 orang. Jumlah ini berdasar data dari Dinas Kesehatan.

Tragedi Kanjuruhan sendiri terjadi dalam laga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu (01/10) malam.

Lebih dari seratus nyawa suporter melayang akibat terinjak dan sesak napas saat berupaya menghindari tembakan gas air mata yang diarahkan aparat keamanan ke tribune. Dalam insiden tersebut, dua orang aparat keamanan juga menjadi korban jiwa.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA