Iklan
Iklan

WhatsApp Kian Mencemaskan, Kantor Media Erdogan Hentikan Gunakan Aplikasi Ini

- Advertisement -
WhatsApp dalam beberapa hari belakangan ini membuat sebagian penggunanya merasa cemas, terkait kebijakan privasi baru. Bahkan kantor media kepresidenan Turki yang berada di bawah arahan presiden Recep Tayyip Erdogan membuat keputusan yang mengejutkan.

Kantor media Erdogan telah memutuskan untuk menghapus WhatsApp dan berhenti menggunakannya. Grup WhatsApp yang biasa mereka pakai untuk berkomunikasi dengan jurnalis, berpindah ke aplikasi domestik bernama BiP buatan perusahaan Turkcell Iletisim Hizmetler.

Aplikasi dalam negeri itu kemudian diklaim lebih berkualitas dan juga aman karena juga punya teknologi enkripsi atau penyandian seperti WhatsApp.

Kebetulan, pemerintahan Erdogan juga sedang menginvestigasi para media sosial yang menurut para aktivis bertujuan untuk membungkam kritikan.

WhatsApp

Sebelumnya, hal yang mencemaskan itu adalah saat user WhatsApp harus menyetujui data mereka dibagi ke Facebook atau tidak bisa lagi melanjutkan penggunaannya. Akibatnya, kabarnya cukup banyak pengguna WhatsApp pindah ke pesaing seperti Telegram atau Signal.

Apalagi Signal kemudian direkomendasikan oleh CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, untuk menggantikannya. Sedangkan pendiri Telegram, Pavel Durov, menyebut sebaiknya WhatsApp ditinggalkan dan pakai Telegram saja.

Sedangkan, pihak Turkcell selaku pembuat BiP mengaku melihat fenomena banyak user berpindah dari aplikasi ini. Sekitar satu juta user baru bergabung dengan BiP hanya dalam waktu diklaim sekitar 24 jam.

Sejak dirilis pada tahun 2013, aplikasi messaging tersebut menurut Turkcell sudah diunduh sekitar 53 juta kali di Turki sehingga cukup laris. Pemerintah Turki sendiri meminta warga untuk menggunakan BiP ketimbang layanan asing.

Kabar terbaru, lembaga pengawas kompetisi di Turki telah menggelar investigasi pada aplikasi ini dan Facebook terkait aturan privasi baru itu.

“Lembaga pengawas kompetisi membuka investigasi ke Faceboook dan WhatsApp dan menangguhkan persyaratan untuk membagikan datanya,” demikian pernyataan mereka pada Reuters.

Sebagai informasi, aplikasi ini akan memberlakukan kebijakan privasi terbaru mulai 8 Februari 2021 mendatang. Pelanggan yang tidak berkenan dengan hal tersebut tidak bisa lagi memakainya.

Salah satu poin yang menghebohkan adalah data dibagi ke Facebook. Pihak manajemen sendiri sudah memberi klarifikasi mengenai hal itu. Perusahaan ini menyatakan jika pembagian data telah dilakukan sejak tahun 2016 dengan Facebook namun masih dalam jumlah terbatas.

“Sejak 2016, Aplikasi ini telah membagikan sejumlah data terbatas dengan Facebook di ranah back end, khususnya untuk kebutuhan infrastruktur. Tidak ada perubahan baru di update kebijakan ini,” dalam keterangannya.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA