Mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen (Purn) Fakhrizal memutuskan untuk bergabung dengan PDIP. Jenderal pensiunan Polri ini mengungkapkan alasannya, mengapa bergabung dengan PDIP?
Menurut Fakhrizal, PDIP adalah partai yang peduli dengan masyarakat bawah dan satu napas dengan dirinya. “Di Lembah Tidar kami ditempa, untuk setia kepada NKRI, dan selalu bersama rakyat,” ujarnya, Rabu (19/10).
Dia meyakini PDIP tetap setia bersama rakyat kecil. “Bu Mega itu keturunan Minang, sama dengan saya. Minang banyak melahirkan para tokoh nasional, termasuk Bu Megawati,” ucapnya.
Setelah bergabung dengan PDIP, dia berharap pembangunan Sumatra Barat akan semakin baik.
Dia juga merupakan mantan Kapolda Kalimantan Tengah (2015—2016) dan Kapolda Sumatra Barat (2016—2019).
Ketika masih menjabat Kapolda Sumbar, Fakhrizal menuai kontroversi karena mendeklarasikan maju sebagai calon Gubernur Sumbar.
Persoalan majunya Fakhrizal sebagai calon gubernur dibahas oleh anggota Komisi III DPR fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu dalam rapat dengan Kapolri Idham Azis.
Dalam rapat tersebut, Kapolri Idham Azis menegaskan bakal memecat Kapolda Sumatera Barat tersebut jika memang benar terbukti ingin mengikuti pemilihan kepala daerah.
Menurut UU No 2 Tahun 2002 pasal 28 ayat 1 dan 2, anggota Polri dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis dan apabila ingin ikut berpolitik harus mengundurkan diri dari kedinasan.
Melalui Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3229/XII/KEP/2019 tertanggal 6 Desember 2019, posisi Fakhrizal sebagai Kapolda selanjutnya diganti oleh Irjen Pol Toni Harmanto. Dia dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri.
