Aliran sesat Hakekok menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten merupakan fenomena gunung es. Aliran sesat itu tidak hanya terjadi di Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang, tapi juga di daerah lainnya.
Karena sejatinya, fenomena aliran sesat Hakekok itu sudah terjadi sejak lama di Banten. “Di Kabupaten Lebak, Tangerang dan Serang juga ada aliran Hakekok ini, cuma keberadaannya timbul tenggelam,” ujar ketua MUI Provinsi Banten A. M Romly, Sabtu (14/3/2021).
Romly mengungkapkan, keberadaan aliran sesat Hakekok ini sudah lama terjadi di Provinsi Banten, hanya saja pengikutnya tidak banyak serta keberadaannya tidak pasti.
“Sebagian besar para pengikut aliran Hakekok itu merupakan masyarakat yang tinggal di pedalaman yang awam akan pengetahuan agama,” jelasnya.
Menurut Romly, kalau mandi ramai-ramai apalagi dengan telanjang, dilihat dari ajaran agama sesat sudah. “Kecuali mandi sendiri telanjang di kamar mandi. Kalau ramai-ramai telanjang di tempat pemandian, itu sudah jelas diluar syariah ajaran agama,” ujar Romly.
Romly mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembinaan kepada mereka lewat MUI setempat agar kembali ke ajaran agama yang benar.
“Bersama dengan Polri, MUI bersinergi agar tidak terjadi keresahan di masyarakat,” katanya.
Romly mensinyalir, para pengikut ajaran sesat ini diakibatkan oleh faktor tekanan ekonomi, selain memang ketidakpahaman akan ajaran agama.
“Oleh karena itu, supaya mereka tidak kembali mengikuti ajaran itu, kami terus melakukan pembinaan,” ungkapnya.
