Indeks News – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja kepolisian. Dalam sebuah acara publik baru-baru ini,
Megawati mengaku jengkel dengan perilaku oknum polisi yang dinilai tak lagi menjadi pelindung rakyat.
Ia menyoroti fenomena aparat yang justru membuat masyarakat takut untuk bersuara. Menurutnya, polisi kini terkesan “meleyot” atau melempem, dan tidak tegas membela kepentingan rakyat.
“Saya jengkel banget. Polisi itu kan harusnya ngayomi rakyat, kok malah seperti ini,” ujarnya dengan nada kesal.
Mantan Presiden ke-5 RI itu juga menyinggung sejumlah kasus besar yang mencoreng citra Polri, seperti pembunuhan berencana oleh mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dan dugaan kekerasan oleh AKBP Achiruddin Hasibuan.
Megawati mengaku prihatin dengan situasi kebebasan berpendapat di Indonesia. Ia menilai banyak warga kini enggan bersuara karena khawatir dipanggil atau bahkan ditangkap polisi.
“Sekarang gampang banget orang dipanggil polisi. Padahal yang disuarakan adalah kebenaran,” tegasnya.
Selain mengkritik pimpinan Polri, Megawati juga menyoroti nasib polisi berpangkat rendah atau “polisi kroco”. Menurutnya, mereka sering bekerja layaknya robot yang hanya menjalankan perintah tanpa mempertimbangkan hati nurani.
“Saya kasihan sama mereka. Jangan cuma kayak robot. Pakai hati nurani, pikirkan keadilan,” katanya.
Megawati meminta Polri segera melakukan introspeksi dan pembenahan menyeluruh. Reformasi, katanya, bukan hanya soal memperbaiki citra, tetapi memastikan seluruh anggota menjalankan tugas sesuai amanat undang-undang.
Ia juga menyerukan agar pimpinan Polri memberi teladan mulai dari integritas, transparansi, hingga keberanian menindak anggota yang melanggar hukum. Langkah itu dinilai penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.
Kritik Megawati ini menuai beragam respons publik. Sebagian mendukung penuh, sementara yang lain menilai perlu ada langkah konkret dari partai politik dan pemerintah untuk memastikan reformasi Polri berjalan.
