Perfume Genius telah merilis dua single yang mendapat pujian luas di seluruh dunia. “No Front Teeth” menampilkan penyanyi-penulis lagu folk asal Selandia Baru, Aldous Harding, dengan video musik yang disutradarai oleh Cody Critcheloe sosok visioner di balik video legendaris Queen milik Perfume Genius.
Hadreas pertama kali mengumumkan album Perfume Genius ini dengan single “It’s a Mirror”, yang mendapatkan penghargaan Best New Track dari Pitchfork. Dan pada tahun ini merilis single “Clean Heart,” sebuah lagu yang penuh harapan dan bersemangat yang mencerminkan konsep bahwa waktu menyembuhkan semua luka, yang diselingi oleh chorus Mike Hadreas yang menantang dan indah tanpa kata-kata
“Hadreas menghadirkan suara yang lebih kuat dan langsung, seolah kembali dari nuansa ambient yang menyebar dalam Ugly Season tahun 2022. Hadreas sendiri terdengar lebih percaya diri dan menarik sebagai frontman, dan meskipun ini bukan eksplorasi pertama Perfume Genius ke dalam nuansa twang, ‘It’s a Mirror’ menegaskan posisinya dalam tradisi musik yang, meskipun selalu menjadi rumah bagi para pemberontak, sering kali juga melahirkan pandangan yang sempit.” kata Pitchfork.
Perfume Genius akan mempromosikan album Glory melalui tur besar di Amerika Utara, dimulai pada 12 Mei di Little Saint, Healdsburg, dan berakhir pada 27 Juni di Revolution Hall, Portland, OR. Beberapa pertunjukan penting dalam tur ini meliputi: The Fillmore, San Francisco (13 Mei), Brooklyn Paramount (10 Juni), The Showbox, Seattle (26 Juni) di kampung halaman Hadreas.
Tiket sudah tersedia di sini. Lahir di Seattle, Mike Hadreas memulai karier musiknya pada 2008 dan merilis album debutnya, Learning (2010), di bawah label Matador Records. Album ini langsung mendapat perhatian kritikus, dengan Pitchfork memuji lagu-lagunya yang “emosional dan penuh luka, ditandai oleh lirik yang memilukan dan karakter yang rapuh, disampaikan dengan vokal yang bervariasi antara nyanyian mendayu hingga getaran yang sedikit retak.”
Perfume Genius semakin dikenal pada 2012 dengan album Put Your Back N 2 It, yang memperluas basis penggemarnya dan mendapat pujian kritis. Pada 2014, ia merilis Too Bright, menampilkan perkembangan produksi yang lebih berani dan percaya diri. Album ini diproduseri oleh Adrian Utley (Portishead) dan mencakup single ikonik “Queen”, yang segera menjadi anthem bagi komunitas queer serta pernyataan identitas yang kuat.
Hadreas kemudian membawakan lagu ini di acara Late Night with David Letterman. Pada 2017, Perfume Genius merilis No Shape, album yang masuk nominasi GRAMMY dan menjadi terobosan besar yang membawa pengakuan luas. Diproduseri oleh Blake Mills (Fiona Apple, Alabama Shakes), album ini mendapat pujian tinggi, dengan The New Yorker menulis: “Inti dari musiknya selalu berada pada kelembutan yang penuh perlawanan pemahaman yang rapuh namun afirmatif terhadap keputusasaan. No Shape menemukan dirinya dalam kemenangan yang tak terduga, merayakan tubuhnya sendiri.”
Saat mempromosikan album ini, Hadreas tampil di berbagai acara TV larut malam dan muncul di sampul The FADER. Pada 2020, Hadreas merilis Set My Heart On Fire Immediately, sebuah mahakarya yang mendapat pujian luas.
Album ini diproduseri oleh Blake Mills, dan menampilkan kolaborasi dengan Phoebe Bridgers, Jim Keltner, Pino Palladino, Matt Chamberlin, Rob Moose, serta kolaborator lamanya Alan Wyffels. Album ini mengeksplorasi dan menantang konsep maskulinitas serta peran tradisional, dengan pengaruh musik Amerika yang kuat.
Hadreas mempromosikan album ini dengan penampilan di Jimmy Kimmel Live!, The Late Show with Stephen Colbert, dan The Tonight Show Starring Jimmy Fallon. Selanjutnya, ia merilis Ugly Season, proyek yang lahir dari kolaborasinya dengan Kate Wallich dalam pertunjukan tari The Sun Still Burns Here sebuah karya yang dipentaskan di beberapa kota besar pada 2019. Album ini juga dilengkapi dengan film visual Pygmalion’s Ugly Season, yang dibuat bersama seniman visual terkenal Jacolby Satterwhite, menggabungkan citra surealis dengan musik Perfume Genius
