Praktik prostitusi siswi SMA di Samarinda, Kalimantan Timur, terbongkar. Korbannya seorang pelajar SMA usia 17 tahun, sedangkan mucikarinya juga seorang siswi berusia 19 tahun dan merupakan teman nongkrong korban.
Prostitusi siswi SMA ini tarifnya untuk sekali kencan di hotel, dipatok Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.
Kasus ini baru terbongkar Jumat (12/3) malam lalu, pada salah satu hotel di Samarinda, setelah polisi menyamar sebagai calon pelanggan yang ingin berkencan.
“Awal informasi dugaan praktik prostitusi di hotel itu, kami dapatkan dari awak kapal,” ujar Kanit Gakkum Satpolair Polresta Samarinda Iptu Wawan Gunawan, Selasa (16/3/2021).
Wawan mengungkapkan, di hotel itu, petugas mengamankan korban, kemudian muncikarinya, yang tak lain adalah teman korban. “Keduanya sama-sama masih pelajar, teman satu nongkrong. Ya, kelas III SMA,” kata Wawan.
“Polanya, muncikari ini punya kenalan yang minta dicarikan teman kencan. Maka, korban lah yang ditawarkan. Jadi, bukan muncikari yang ke sana ke mari menawarkan korban,” jelas Wawan.
Praktif prostitusi siswi SMA yang bertarif Rp1,5 juta – Rp2 juta itu dilakoni korban dalam tiga bulan ini untuk menambah biaya sekolah. “Seperti biaya ujian, biaya SPP. Muncikarinya juga sama, tapi juga buat sehari-hari seperti beli make-up,” jelas Wawan.
“Tempat kencannya bukan cuma di satu hotel. Tapi pindah-pindah. Tergantung dari kemauan dan kesepakatan dari pelanggan. Pengakuan korban dan muncikari, sudah tiga kali melayani (pria hidung belang),” ujar Wawan.
Penyidik kini menjerat muncikari sebagai tersangka. Selain menggunakan UU Perlindungan Anak, juga pasal 296 KUHP. Dari kasus itu, penyidik juga mengamankan dua handphone, uang Rp 800 ribu, motor serta nota tagihan sewa kamar hotel.
