Seorang model kelas Internasional berinisial ZDL (28) asal Semarang, Jawa Tengah berhasil ditangkap polisi di rumahnya, Kamis (19/10/2023).
Polisi menangkap model kelas Internasional ini karena telah membunuh dan membuang bayinya sendiri diduga hasil hubungan gelapnya dengan beberapa pria.
ZDL diketahui membuang bayi yang sudah tak bernyawa itu di halaman penjemputan dan pengantaran penumpang (drop zone II) – sebelumya disebut area parkir premium- Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Minggu (5/10) lalu.
ZDL berprofesi sebagai seorang model kelas internasional dan selebgram di bawah naungan perusahaan asal Jakarta.
“Pelaku model usia 28 tahun, dia juga dia terima endorse (atau disebut sebagai) selebgram sampai keluar negeri malah dia jadi model,” ujar Kapolres Bandara Ngurah Rai I Gusti Ngurah Rai AKBP Ida Ayu Wikarniti, Kamis (26/10).
Kasus ini berawal saat pelaku berhubungan seksual dengan gonta-ganti pasangan hingga menyebabkan kehamilan pada Januari 2023 lalu. Namun pelaku baru sadar hamil saat usia kandungan sudah delapan bulan atau pada Agustus 2023.
Gonta-ganti pasangan ini membuat pelaku tidak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
“Dia juga masih bingung siapa yang menghamili dirinya karena selain pacarnya, masih ada pasangan lain (yang sempat berhubungan seksual dengan pelaku)” ujarnya.
Pelaku menemui pacar barunya berkebangsaan Singapura di Bali pada Rabu (11/10). Mereka bertemu selama empat hari atau sejak Rabu (11/10) sampai dengan Minggu (15/10) di Pulau Dewata.
Pelaku tercatat menginap di sebuah hotel di kawasan Kelurahan Seminyak, Kabupaten Badung, Bali. Pelaku beralibi sedang haid sehingga tidak bisa berhubungan seksual saat berduaan dengan pacarnya.
Pada Minggu (15/10), pukul 07.00 WITA, pelaku melahirkan bayi laki-laki diduga dalam keadaan hidup di kamar mandi hotel. Pelaku diduga panik dan bingung sehingga memutuskan memasukkan bayi itu ke dalam kloset kamar mandi.
Perbuatan pelaku mengakibatkan bayi tersebut tewas. Pelaku kemudian memasukkan mayat bayi ke dalam bungkusan plastik putih. Pelaku langsung memesan taksi online menuju Bandara Ngurah Rai setelah membersihkan kamar mandi, mayat bayi dan hotel yang berlumuran darah.
“Setelah diperiksa memang ada sedikit bercak darah di taksi tersebut. Itu lebih menyakinkan kita bahwa memang benar orang ini adalah pelaku dan sempat menumpang taksi itu dengan membawa barang dan mungkin darah (bekas melahirkan dari bayi) sempat tercecer atau tembus dari pakaiannya,” katanya.
Begitu tiba di Bandara Ngurah Rai, pelaku khawatir mesin x-ray check in mendeteksi mayat bayi dalam barang bawaannya. Dia kemudian mencari akal untuk menyingkirkan mayat bayi di seputaran taman area penjemputan dan pengantaran penumpang terminal domestik.
Pelaku kemudian memutuskan membuang mayat bayi di tong sampah lalu check in dan terbang ke Semarang.
“Saat itu wajahnya memang tidak terlalu kelihatan, tapi kita tarik lagi CCTV ke belakang dan ke depan baru terlihat dia memasuki terminal domestik untuk check in ke Semarang dengan salah satu maskapai penerbangan,” katanya.
Saat diinterogasi, pelaku mengaku sengaja tidak memberi tahu kondisi kehamilan dan proses kelahiran kepada pacarnya dan orang tua. Pelaku tak ingin kekasihnya dan orang tua mengetahui kondisi kehamilan itu.
Pelaku ingin menutupi tindak kejahatannya dan menjalin hubungan serius dengan pria itu. Namun, polisi berencana tetap memeriksa pacar pelaku si WN Singapura, untuk mengusut tuntas kasus ini.
Dalam peristiwa ini, pelaku dijerat dengan Pasal Pasal 342 KUHP, dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara.
Pasal 342 KUHP itu berisi :
“Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diambilnya sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan, menghilangkan jiwa anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian daripada itu, dihukum karena pembunuhan anak yang di rencanakan.”
