Jakarta, Indeks News – Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Dunia ke-77 di Jakarta pada Rabu (10/12/2025) berlangsung penuh haru. Enam tokoh lintas generasi dianugerahi penghargaan Pejuang HAM oleh Menteri HAM Natalius Pigai atas dedikasi mereka dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia.
Penghargaan diberikan kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, mantan Duta Besar RI untuk PBB Makarim Wibisono, aktivis Haris Azhar, tokoh pergerakan Hariman Siregar, advokat Hak Asasi Manusia Yan Christian Warinussy, serta almarhum aktivis muda Muhammad Imam Azis.
Dalam pidatonya, Pigai menegaskan bahwa ruang kebebasan berekspresi yang dinikmati masyarakat saat ini merupakan hasil perjuangan panjang para tokoh tersebut.
“Hari ini rakyat bisa kritik saya seenaknya. Demokrasi yang kita nikmati ini ada karena figur-figur yang kita beri penghargaan,” ucapnya.
Pigai memberi sorotan khusus kepada Hariman Siregar, tokoh Malari yang telah berjuang jauh sebelum ia lahir.
“Tujuh tahun sebelum saya lahir, Hariman sudah pegang mic, masuk penjara, dikekang. Tapi tetap saja kritik, tetap pimpin demo,” kata Pigai.
Ia juga memberi penghormatan kepada Jimly dan Makarim sebagai penjaga besar republik di bidang konstitusi dan Hak Asasi Manusia.
“Hanya Profesor Makarim, orang Indonesia yang bukan native English, bisa jadi Presiden Komisi HAM PBB. Penakluk diplomasi dunia,” tegasnya.
Nama Haris Azhar kembali memicu sorakan dukungan dari hadirin. Pigai menyoroti ketidakadilan yang kerap menimpa aktivis Hak Asasi Manusia.
“Dia kerja seperti kami, tapi tidak digaji. Malah dilaporkan, diadili, diteror. Ini injustice. Haris, I love you!” ujarnya.
Pidato Pigai mengalir tanpa teks, berulang kali menyoroti ruang kosong dalam penegakan HAM yang justru diisi masyarakat sipil. Ia juga menyerukan solidaritas bagi korban bencana di Sumbar, Sumut, dan Aceh.
“Penderitaan saudara-saudara kita harus menyentuh relung hati,” ujarnya.
Acara ditutup dengan pesan kuat yang membuat ruangan hening sebelum disambut tepuk tangan panjang.
“Catatan terakhir dari saya, jangan takut. Jangan mundur satu langkah pun memperjuangkan keadilan. Jangan pernah mundur memperjuangkan kemanusiaan,” tegas Pigai.




