spot_img
spot_img

Gus Baha & Cak Imin Ingatkan Kerusakan Alam: Taubat Ekologis Jadi Peringatan Keras bagi Indonesia

Jakarta, Indeke News – Seruan taubat ekologis kembali menggema di tengah meningkatnya bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi salah satu tokoh yang paling lantang mengajak masyarakat melakukan pertaubatan ekologis sebagai sikap moral kolektif untuk menghentikan kerusakan lingkungan.

Pada saat yang sama, pesan keagamaan dari ulama karismatik KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha kembali menarik perhatian publik. Sebuah video berdurasi 2 menit 30 detik yang viral di media sosial memperlihatkan Gus Baha menguraikan ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan larangan bersikap sombong dan merusak bumi.

Video tersebut, diunggah oleh akun Instagram nahdliyyinbersatu, langsung menjadi rujukan banyak pihak karena relevansinya dengan kondisi Indonesia yang rawan bencana.

Dalam video itu, Gus Baha menafsirkan makna mendalam dari Surat Al-Mulk ayat 17. Ia mengingatkan manusia bahwa bumi bisa sewaktu-waktu berguncang seperti likuifaksi akibat ulah manusia sendiri.

“Kok kamu hidup di bumi tenang-tenang saja, bisa saja bumi ini tamur. Tamur itu likuifaksi, bumi bergelombang, bergeliat, lalu menimpa manusia,” ujar Gus Baha, dikutip Kamis, 4 Desember 2025.

Ia juga menyinggung ancaman lainnya, mulai dari potensi benda langit jatuh hingga tanah yang kehilangan daya serap karena perilaku manusia yang merusak. Hal itu, menurutnya, menjadi peringatan agar manusia lebih berhati-hati dalam mengelola bumi.

“Dengan peringatan Allah ini, orang disuruh hati-hati mengelola bumi. Makanya saya senang kalau ada gerakan-gerakan menyelamatkan bumi. Kata ulama, takhallaqu bi akhlaqillah—berakhlaklah seperti akhlaknya Allah,” tambahnya.

Gus Baha juga mengutip ayat lain yang menggambarkan karakter orang yang merusak lingkungan.

“Ciri utama orang tidak baik itu yang merusak tanaman, merusak tumbuhan, dan merusak populasi,” tegasnya.

Seruan moral dari tokoh agama dan politik ini menegaskan bahwa taubat ekologis bukan sekadar slogan spiritual. Seruan ini merupakan panggilan moral bagi seluruh masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap alam. Di tengah meningkatnya frekuensi bencana, kesadaran ekologis menjadi agenda mendesak yang harus disadari bersama.

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses