Kebijakan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kembali makan korban. Kali ini giliran Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Mochammad Yana Aditya dicopot dari jabatannya.
Satu persatu Heru Budi Hartono melakukan pencopotan terhadap “orangnya” mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Plt Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Fitria Rahadiani membneri alasan bahwa pencopotan ini merupakan bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kinerja Transjakarta.
“Sehingga diharapkan PT Transjakarta dapat berperan maksimal dalam memberikan pelayanan transportasi umum kepada masyarakat,” ujarnya, Rabu (11/1/2023).
Apalagi menurut dia, Transjakarta selama ini menjadi salah satu sarana transportasi umum utama di ibu kota. Maka, dia bilang, Pemprov DKI harus meningkatkan pelayanan transportasi umum di ibu kota.
“Pengganti Dirut PT Transjakarta merupakan bagian dari upaya dan strategi yang dilakukan para pemegang saham untuk melakukan penyegaran dalam jajaran pengurus Transjakarta,” ungkapnya.
Fitria pun memastikan, pergantian Dirut Transjakarta ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Yana Aditya sudah menjabat sebagai Dirut Transjakarta sejak era Gubernur Anies Baswedan. Ketika itu, Anies menunjuk Yana sebagai Dirut Transjakarta pada November 2021 untuk menggantikan Sardjono Jhony yang meninggal dunia karena sakit.
Keputusan Anies ini sempat menimbulkan kontroversi lantaran Yana dinilai tak punya latar belakang di bidang transportasi.
Di era kepemimpinan Yana Aditya, Transjakarta tak lepas dari sorotan setelah serangkaian insiden kecelakaan yang terjadi terhadap armada bus.
Sebelum pencopotan Mochammad Yana Aditya dari kursi Dirut PT Transjakarta, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Heru Budi Hartono sudah memberhentikan sejumlah direksi BUMD dan pejabat Pemprov DKI Jakarta yang diangkat oleh Gubernur Anies Baswedan.
Mereka adalah Dirut PT MRT Mohamad Apriandy, Komisaris PT LRT Jakarta Tatak Ujiyati, dan sejumlah direktur PT Jakpro penggarap proyek JIS dan Formula E.
Selain itu, Marullah Matali dicopot dari jabatan Sekretaris Daerah DKI Jakarta.