spot_img
spot_img

Kematian Misterius RTA di Pejaten Ungkap Curhatan Pahit Seorang Terapis Remaja

Indeks News – Misteri kematian terapis wanita berinisial RTA (14) yang ditemukan tewas di lahan kosong kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, masih menyisakan banyak tanda tanya.

Polisi hingga kini terus mendalami motif di balik kematian gadis remaja asal Jawa Barat tersebut.

Sang kakak, berinisial F, mengungkapkan bahwa beberapa hari sebelum meninggal, RTA sempat bercerita tentang kondisi kerjanya yang memprihatinkan di sebuah tempat spa di Jakarta Selatan. Ia bahkan sempat mengutarakan keinginan untuk berhenti bekerja karena merasa tertekan.

“Intinya kalau mau keluar dari kerjaan spa harus bayar denda Rp 50 juta,” ujar F saat dihubungi wartawan, Rabu (8/10/2025).

Menurut F, adiknya juga mengeluhkan upah yang sangat rendah. RTA disebut hanya menerima gaji sekitar Rp 1 juta per bulan, meski jam kerja panjang dan lingkungan kerjanya dinilai tidak layak.

“Pengakuan korban (adik) seperti itu, digaji cuma Rp 1 juta,” kata F.

F menuturkan, adiknya baru bekerja belum genap satu tahun di dunia spa. RTA sempat bekerja di Bali sebelum akhirnya dipindahkan ke cabang spa di Jakarta Selatan sekitar sebulan lalu. Ia masih sangat muda dan baru mencoba hidup mandiri setelah lulus sekolah.

“Belum satu tahun kerja, mungkin baru sekitar delapan bulan di Bali, lalu dipindah ke Jakarta. Kami tidak tahu kalau dia sampai kerja jauh begitu, kami kira masih di Indramayu,” ujar F dengan nada lirih.

Misteri kematian terapis wanita berinisial RTA (14) yang ditemukan tewas di lahan kosong kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, masih menyisakan banyak tanda tanya.
Misteri kematian terapis wanita berinisial RTA (14) yang ditemukan tewas di lahan kosong kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, masih menyisakan banyak tanda tanya.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo membenarkan bahwa korban baru sebulan bekerja di lokasi tempatnya terakhir kali tercatat bekerja.

“Menurut keterangan, korban delapan bulan di Bali, kemudian dimutasi ke Jakarta Selatan satu bulan lalu,” ungkap Ardian, Selasa (7/10).

Hingga kini, polisi telah memeriksa 15 orang saksi, termasuk manajer dan rekan kerja korban di spa tersebut. Dari keterangan para saksi, diketahui bahwa RTA kerap terlihat menyendiri beberapa hari sebelum ditemukan tewas. Namun, belum ada kesimpulan pasti mengenai penyebab kematian korban.

Polisi masih menunggu hasil autopsi forensik untuk memastikan apakah terdapat tanda-tanda kekerasan atau penyebab lain di balik kematian remaja tersebut.

Kematian RTA menyoroti potret buram dunia kerja bagi remaja di bawah umur serta praktik kerja paksa terselubung di industri spa dan hiburan malam. Pihak keluarga berharap kasus ini diusut tuntas dan menjadi pelajaran agar tidak ada lagi remaja yang menjadi korban eksploitasi berkedok pekerjaan.

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses