Iklan
Iklan

Mewah dan Jadi Favorit Penumpang, Berikut Sejarah Awal Kelas Bisnis di Pesawat

- Advertisement -
Jika kamu melakukan perjalanan dengan pesawat, kira-kira apa saja yang menjadi kriteria untukmu dalam memilih pesawat? Biasanya para penumpang memilih pesawat sesuai budget, jadwal, hingga kenyamanan.

Seperti yang sudah diketahui, maskapai penerbangan pesawat membuat tiga kelas untuk digunakan oleh para penumpangnya, yaitu kelas ekonomi, first class, dan kelas bisnis.

Namun, seiring berjalannya waktu, kelas yang disediakan di pesawat berkembang dengan menambah kelas ekonomi premium. Tentu setiap kelas memiliki perbedaan harga yang berpengaruh terhadap fasilitas yang diberikan oleh maskapai penerbangan.

Nah, salah satu kelas paling mahal adalah bisnis. Maskapai penerbangan akan memanjakan para penumpangnya dengan pengalaman yang luar biasa. Mulai dari amenities, tv, selimut, hingga makanan yang sediakan layaknya berada di hotel mewah.

Jadi penasaran, bagaimana sih awal munculnya kelas bisnis yang kini menjadi favorit para penumpang? Berikut dikutip dari kumparan.

Sejarah Munculnya Kelas Bisnis di Pesawat

Meskipun menjadi favorit bagi para penumpang, ternyata munculnya kelas bisnis di sejarah maskapai penerbangan ini terbilang baru.

Sebab, layanan ini muncul saat menjelang akhir tahun 1970-an. Dulunya hanya orang-orang terpilih yang memiliki hak istimewa saat melakukan penerbangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, karena makin banyak penumpang yang ingin mendapatkan layanan pelanggan dengan baik, maskapai penerbangan melihat hal tersebut bisa jadi peluang untuk memunculkan kelas baru.

Dilansir Simple Flying, Japan Airlines merupakan maskapai penerbangan pertama yang menawarkan pelayanan ini kepada para pelanggannya.

Saat itu pada tahun 1975, Japan Airlines memberikan para penumpangnya fasilitas bisa menggunakan lounge eksekutif di Imperial Hotel Tokyo.

Di tahun yang sama, maskapai penerbangan KLM menawarkan pelayanan selangkah lebih terdepan dari Japan Airlines, yaitu menawarkan layanan bagi penumpang untuk check-in di konter terpisah di New York JFK dan Amsterdam Schiphol.

Dua tahun kemudian, British Airways juga ikut meramaikan persaingan ini dengan “Kabin Eksekutif” barunya. Kursi ekonomi pada 747 diubah menjadi 3-4-3, sedangkan kelas premium tetap pada 2-4-3.

British Airways pun memberikan pelayanan yang luar biasa, mulai dari layanan makanan dan minuman lebih cepat, surat kabar gratis tambahan, prioritas bebas bea, handuk panas, bantal linen, area merokok, hingga boarding pass dan tag bagasi kabin yang unik.

Namun, dua tahun kemudian, mereka mengubah nama penawaran ini menjadi “Club Class”, dengan menambahkan makanan yang bisa dipesan lebih dahulu, dan terinspirasi dari zaman Ratu Elizabeth I.

Namun, Qantas mengeklaim bahwa mereka merupakan maskapai penerbangan pertama yang menciptakan kelas bisnis. Maskapai yang berasal dari Australia itu memperkenalkan kabin baru pada armada 747 yang terus bertambah.

Biaya kelas ini dulunya dipatok dengan harga 15 persen lebih tinggi dari tarif ekonomi standar. Kursinya juga lebih besar dan memiliki lebih banyak ruang untuk kaki.

Selain itu, tempat duduknya dibentangkan berpasangan, sehingga penumpang tidak boleh lebih dari satu tempat duduk dari lorong pesawat. Kemudian, ada bar gratis dan menu yang disesuaikan, check-in terpisah, headset gratis, dan penanganan bagasi prioritas.

Secara keseluruhan, pengenalan kelas bisnis adalah proses bertahap yang ditingkatkan maskapai penerbangan selama paruh kedua tahun 1970-an.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA