Duo elektronik asal Bandung, White Chorus, kembali merilis single terbaru berjudul “Disappear” yang menjadi kepingan terakhir sebelum dirilisnya album penuh, FASTFOOD.
Single “Disappear” milik White Chorus secara umum bercerita tentang keterikatan berlebihan seseorang terhadap pengalaman buruk masa lalunya, yang seringkali membuatnya trauma dan ingin ‘menghilang’.
“Sering terjadi, kan? Kita sedang menjalani hari seperti biasa, lalu tiba-tiba teringat isu masa lalu yang benar-benar mengganggu, dan parahnya, belum ada closure. Bagi beberapa orang itu sangat berat,” tutur Emir salah satu personil White Chorus.
“Tentang apa pengalaman buruk itu sendiri bisa berarti macam-macam, kami White Chorus bebaskan kepada persepsi pendengar.”tambahnya.
Berangkat dari narasi tersebut, White Chorus justru mengemasnya dengan nada-nada elektronik yang lincah dan danceable.
“Kami sengaja melakukan itu, secara implisit ingin menunjukkan kalau pada akhirnya, segala trauma kita adalah itu, masa lalu,” Friska menerangkan.
“Di sisi lain, kami banyak menemukan musisi-musisi yang menjual lagunya dengan ceria, padahal setelah kami baca lagi potongan liriknya, itu sangat pedih. Kami ingin punya karya seperti itu dalam katalog White Chorus.”katanya.
Menjadi lagu ke lima setelah “HEATWAVE”, “Telephone Call”, “I Shouldn’t Bring My Heart Next Time”, dan “Alone Together”, “Disappear” kembali menggambarkan spontanitas White Chorus dalam membicarakan hal-hal vulnerable yang dialami sehari-hari.
Hal ini merupakan representasi identitas White Chorus pasca Happysad (2019) menuju album penuh FASTFOOD yang akan dirilis dalam waktu dekat.
“Dulu (era Happysad) White Chorus itu lebih seperti projek kolaborasi biasa. Saya bikin melodi, Friska nyanyi. Baru sejak “HEATWAVE” kami berdua benar-benar menggabungkan ide dan pikiran, ternyata jadinya se-’impulsif’ ini,” terang Emir.
“Maka dari itu, album kami nantinya lebih merupakan antologi, di mana secara tema besar mungkin satu lagu dengan yang lain tidak selalu berkesinambungan, tapi somehow itulah kami sekarang,” lanjut Friska.
Lagu ini sudah dapat didengarkan di berbagai streaming platforms beserta video musiknya di kanal YouTube White Chorus. Adapun video musik “Disappear” dibuat sejalan dengan konsep “spontanitas” di atas, yakni menggunakan kamera laptop untuk mengambil semua adegan di sudut-sudut kota Jakarta, dengan tanpa meninggalkan estetika White Chorus. Proses shooting berlangsung selama dua hari, dibantu oleh Wildan Yusra dan Radovan Raynes dari Microgram. (EH).