Bono U2 merupakan penyanyi utama dari kelompok musik rock Irlandia, U2. Pria yang bernama lengkap Paul David Hewson ini, namanya kembali menggema di ajang America’s Got Talent, setelah Putri Ariani membawakan lagu ciptaan Bono “I Still Haven’t Found What I’m Looking For”
Lagu ciptaan Bono U2 yang dinyanyikan Putri Ariani ini membuat dunia terharu. Bahkan, penyanyi tuna netra asal Indonesia ini mendapatkan empat standing ovation dari dewan juri.
Bahkan, Simon Cowell yang mengatakan bahwa Putri Ariani sukses membawakan versi yang berbeda dari lagu “I Still Haven’t Found What I’m Looking For”.
“Putri, aku sebenarnya speechless (tidak bisa berkata-kata). Yang aku pikirkan, pertama, betapa indahnya suaramu, versi yang indah,” ujar Simon.
“Aku ingin berterima kasih kepada U2, mereka mengizinkan lagu ini untuk dinyanyikan Putri karena mereka melihat audisinya dan mereka tahu betapa hal ini akan sangat berarti baginya.”
Sementara model asal Jerman, Heidi Klum mengatakan, suara Putri Ariani saat menyanyikan lagu tersebut seperti malaikat yang sedang bernyanyi karena saking indahnya.
“Suaramu sangat indah dan aku berkata dalam hati, mungkin inilah suara malaikat yang bernyanyi, sangat indah,” ujar Heidi.
Dia bahkan berharap agar vokalis U2, Bono, bisa menyaksikan penampilan Putri Ariani yang membawakan lagu tersebut.
“Aku berharap Bono bisa melihatnya, suaramu menakjubkan,” lanjut Heidi.
Siapa Bono U2?
Bono U2 lahir 10 Mei 1960, dia juga dikenal dengan nama “Bono Vox” atau “Bono U2” atau saat ini juga dikenal hanya “Bono” merupakan penyanyi utama dari kelompok musik rock Irlandia, U2.
Bono U2 lahir dan dibesarkan di Dublin, Irlandia. Ayahnya, Bob Hewson, adalah seorang Katolik Roma sementara ibunya Protestan. Ia dididik dengan iman keagamaan yang kuat sebagai anggota dari Gereja Irlandia.
Tetapi ketika ditanyakan apakah ia menyebut dirinya Katolik atau Protestan, penyanyi ini konon pernah mengatakan, “Saya selalu merasa seolah-olah berada di pagar.” Ibunya meninggal ketika ia baru berusia 14 tahun.
Banyak lagu U2, khususnya dari album-album yang pertama (“I Will Follow”, “Out of Control”, “Tomorrow”), terpusat pada bagian dari hidupnya ini.
Bono belajar di Mount Temple Comprehensive School, sebuah sekolah dengan agama campuran (Protestan dan Katolik), sekolah yang pertama seperti ini di Dublin.
Di situlah ia mendapatkan nama julukan “Bono Vox Of O’Connell St.” Pada 1976 ia menjawab iklan yang dipasang oleh rekannya sesama siswa Larry Mullen, Jr. untuk membentuk sebuah band.
Begitu pula Dave Evans (alias The Edge), saudara dari Dik Evans (yang tak lama kemudian meninggalkan band itu), dan Adam Clayton. Keempat orang sisanya membentuk sebuah band yang dinamai ‘Feedback’, lalu mengganti namanya menjadi ‘The Hype’ dan akhirnya bertahan dengan nama U2.
Mulanya Bono bernyanyi, bermain gitar dan menulis lagu. Setelah The Edge semakin mahir bermain gitar, Bono dipindahkan posisinya ke vokal, meskipun ia sering bermain gitar akustik dan harmonika.
Bono menikah dengan pacarnya semasa di SMU, Alison “Ali” Stewart, pada 21 Agustus 1982. Penyanyi ini telah menyebutkan dalam sejumlah wawancaranya bahwa keterlibatannya dengan U2 dan hubungannay dengan Ali dimulai kira-kira pada waktu yang bersamaan.
Pasangan ini mempunyai empat orang anak – Jordan (1989), Memphis Eve (‘Eve’ 1991), Elijah Bob Patricius Guggi Q (1999) dan John Abraham (2001).
Pada 1992, bersama dengan gitaris U2, The Edge, Bono membeli merapikan kembali Clarence Hotel, sebuah hotel dua bintang dengan 70 kamar di Dublin dan mengubahnya menjadi hotel lima bintang dengan 49 kamar, yang segera mendapatkan reputasi sebagai salah satu hotel yang paling bergaya (dan mahal) di kota itu.
Pada 2002, Bono U2 menulis pengantar dari “Kitab Mazmur”, dalah satu dari sembilan kitab dari Alkitab yang diterbitkan secara terpisah dalam seri “Pocket Canons” Canongate Book.
Nama julukannya, “Bono Vox” – biasanya disingkat menjadi “Bono” – diubahnya dari Bona Vox, sebuah merek alat pendengar yang dalam bahasa Latin berarti “suara yang baik”.
Bono memilih nama itu karena itu adalah nama sebuah toko yang secara teratur ia lewati di North Earl Street, tepat di ujung O’Connell Street, di Dublin. Namun demikian, “Bono Vox”, secara harafiah berarti “Suara bagi si orang baik”, Vox, subjeknya dan Bono, objek tak langsungnya. Kata bono juga merupakan slang dalam bahasa Italia untuk “sexy” dan bentuk datif dari kata Latin bonus; lihat Daftar ungkapan dalam bahasa Latin.
Pada 1984, Bono tampil dalam Band Aid dan mengulangi peranannya dalam konser Band Aid 20, 2005. Ia juga tampil pada konser Live Aid pada 1985, dan Live 8 pada 2005. Sejak 1999, ia semakin terlibat dalam melakukan kampanye penghapusan utang Dunia Ketiga dan penderitaan Afrika.
Pada Mei 2002, ia mengajak Menteri Keuangan AS, Paul O’Neill dalam sebuah tur ke empat negara di Afrika. Juga pada tahun itu, Bono membentuk sebuah organisasi yang dinamai “DATA”, yang merupakan singkatan dari Debt, AIDS, Trade in Africa (Utang, AIDS, Perdagangan di Afrika).
Fokus organisasi ini adalah membangkitkan kesadaran tentang apa yang dikalimnya sebagai utang Afrika yang tidak dapat dibayar, penyebaran AIDS yang tak terkendali, dan aturan-aturan perdagangan yang merugikan rakyat miskin benua itu.
Ia menyampaikan pidato pada pelantikan Paul Martin sebagai perdana Menteri Kanada, yang kemudian berjanji untuk menolong mengatasi krisis global. Pada 2005, pada suatu kesempatan yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai krisis “kehancuran politik” Martin, Bono berbicara di acara Radio CBC Radio “menghantam” Martin karena lamban dalam meningkatkan bantuan asing Kanada.
Setelah itu, juru bicara Perdana Menteri menunjukkan bahwa anggaran bantuan itu telah meningkat 8% dan bahwa “Ketimbang menetapkan batas waktu yang artifisal, perdana menteri telah memusatkan perhatian pada usaha meningkatkan bantuan yang riil dalam jumlah dolar yang riil setiap tahunnya.” Martin dikalahkan pada Januari 2006 ketika Partai Konservatif menang untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Bono kemudian mengunjungi Gedung Putih dalam sebuah acara pertemuan pribadi khusus dengan Presiden George W. Bush, yang baru saja mengungkapkan bantuan sebesar AS$5 miliar untuk negara-negara termiskin di dunia yang menghormati hak-hak asasi manusia.
Bono juga mendampingi Presiden dalam sebuah pidato di halaman Gedung Putih. “Ini adalah langkah pertama yang penting, dan sebuah tingkat komitmen yang baru, serius, dan mengesankan … Ini harus terjadi dengan mendesak, karena ada krisis.”
Pada musim semi 2005, Bono, Ali Hewson dan perancang mode New York Rogan Gregory meluncurkan sebuah merek yang sadar sosial, EDUN. Ini adalah upaya untuk mengalihkan fokus di Afrika dari bantuan kepada perdagangan.
Dengan memanfaatkan pabrik-pabrik di Afrika, Amerika Selatan, dan India yang memberikan upah yang adil kepada para buruhnya dan mempraktikkan etika bisnis yang baik, EDUN diharapkan mampu menciptakan sebuah model bisnis yang akan menggalakkan orang lain untuk menanamkan modal di negara-negara berkembang.
Bersama dengan Bob Geldof, Bono pernah diserang oleh jurnalis radikal, George Monbiot karena terlalu dekat dengan penguasa, dan karena itu menghadapi risiko mengabsahkan tindakan-tindakan mereka. Monbiot menyebut keduanya “Para Penyair Penguasa” dalam artikelnya di Guardian pada Juni 2005.
Bulan Juli, Bono U2 memainkan peranan penting dalam usaha mengorganisasi dan mempublikasikan Live 8, sebuah rangkaian 10 konser di seluruh dunia yang dimaksudkan untuk menggalakkan para wakil dari engara-negara industri dunia di Pertemuan Puncak Kelompok Delapan untuk menghapuskan utang Afrika yang luar biasa besarnya, memperbarui kebijakan perdagangan, dan memberikan sejumlah beasr tambahan bantuan untuk krisis-krisis seperti wabah AIDS.
Bono bertemu Presiden Brasil, Lula da Silva tentang penghapusan kemiskinan dunia. Ia juga menyumbangkan sebuah gitar untuk program Fome Zero.
Belakangan tahun itu, sebelum Paul Wolfowitz terpilih untuk menggantikan James Wolfensohn sebagai presiden Bank Dunia, Bono juga disebut-sebut sebagai calon serius untuk posisi itu. Menteri Keuangan AS, John William Snow, mengomentari tentang Bono di acara wacana berita ABC This Week “Saya mengagumi dia. Dia banyak berbuat baik dalam pembangunan ekonomi dunia ini.” Namun proses pemilihan untuk posisi itu dilakukan oleh negara-negara anggota Bank Dunia, dan Bono dianggap tidak mungkin terpilih.
Pada Desember 2005, Bono U2 dipilih oleh Majalah TIME sebagai salah satu Tokoh Tahun Ini, bersama-sama dengan Bill dan Melinda Gates.
Pada 2 Februari 2006 Bono berbicara dengan sangat fasih sebelum Presiden George W. Bush pada Doa Makan Pagi Nasional ke-54, di Hilton Washington Hotel. Pidatonya penuh dengan kutipan dari Alkitab, dan Bono mendesak agar mereka yang secara sosial dan ekonomi tertekan diberikan perhatian.
Komentar-komentarnya mencakup seruan unutk tambahan 1% “persepuluhan” dari anggaran nasinoal AS. Pandangan-pandangan Kristennya diharmoniskan dengan agama-agama lain, karena ia mencatat bahwa tulisan-tulisan Kristen, Yahudi, dan Islam secara universal menyerukan perhatian bagi para janda, anak yatim, dan orang asing.
Acara bipartisan ini memperlihatkan Washington dalam gambaran yang paling jelas. Presiden Bush tampak gelisah ketika mendapatkan pujian-pujian dari penyanyi/aktivis yang mendesak agar AS meningkatkan bantuannya untuk benua Afrika. Bono melanjutkan dengan mengatakan bahwa masih banyak yang harus dikerjakan agar kita dapat ikut ambil bagian dalam rancangan-rancangan Tuhan yang berkelanjutan.
Pada Februari 2006, Bono tercatat di antara 191 orang yang dicalonkan untuk mendapatkan Hadiah Nobel untuk Perdamaian.