spot_img
spot_img

Waspada! 3 Imbauan Penting OJK Hadapi 70.000 Kasus Penipuan AI di 2025

Indeks News – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan masyarakat terkait maraknya kasus penipuan keuangan yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Hingga 29 Juli 2025, OJK telah menerima lebih dari 70.000 laporan penipuan berbasis AI.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa teknologi AI seperti tiruan suara (voice cloning) dan tiruan wajah (deepfake) semakin sering digunakan untuk menipu masyarakat.

Rincian Laporan Penipuan AI yang Masuk ke OJK

Berdasarkan data OJK, berikut adalah rincian dari 70.000 lebih laporan yang diterima:

  • 39.108 laporan terkait penipuan jual beli online
  • 20.628 laporan terkait panggilan palsu (fake call), di mana penipu menyamar sebagai pihak resmi
  • 14.533 laporan terkait penipuan investasi

Friderica menegaskan bahwa AI dapat digunakan untuk membuat penipuan yang sangat meyakinkan, baik secara visual maupun audio. Hal ini membuat korban mudah tertipu karena percaya mereka sedang berinteraksi dengan orang yang mereka kenal.

3 Imbauan OJK untuk Masyarakat agar Terhindar dari Penipuan AI

Untuk menghindari menjadi korban penipuan yang melibatkan AI, OJK mengeluarkan tiga imbauan penting:

1. Selalu Verifikasi Informasi

Jika menerima pesan, panggilan, atau permintaan yang tidak biasa—terutama yang meminta uang atau data pribadi—verifikasilah terlebih dahulu menggunakan saluran komunikasi lain. Jangan langsung percaya, meskipun pesan tersebut berasal dari orang yang dikenal.

2. Jaga Kerahasiaan Data Pribadi

Masyarakat diminta tidak membagikan informasi pribadi atau keuangan kepada siapa pun yang identitasnya tidak bisa diverifikasi secara pasti.

3. Waspadai Video dan Suara yang Tidak Biasa

Friderica mengingatkan untuk hati-hati terhadap video atau suara yang terlihat atau terdengar aneh, meskipun berasal dari orang terdekat. Penipu kini menggunakan AI untuk meniru wajah dan suara dengan sangat mirip.

AI: Teknologi Canggih yang Rentan Disalahgunakan

Friderica menyoroti bahwa teknologi AI memang bermanfaat, namun juga berisiko tinggi jika disalahgunakan. Penjahat siber kini menggunakan voice cloning dan deepfake untuk memanipulasi korban agar percaya dan akhirnya mentransfer uang atau menyerahkan informasi penting.

OJK mengingatkan bahwa kecanggihan teknologi tidak selalu berdampak positif. Masyarakat harus lebih waspada dan cerdas digital, terutama dalam bertransaksi keuangan. Edukasi, verifikasi, dan perlindungan data pribadi adalah kunci untuk mencegah jatuh ke dalam perangkap penipuan berbasis AI.

Jika Anda merasa menjadi korban penipuan, segera laporkan ke OJK melalui saluran resmi untuk penanganan lebih lanjut.

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses