Film Di Ambang Kematian film horor terbaru besutan Rumah Produksi MVP Pictures. Setelah beberapa waktu lalu mengeluarkan teaser, kini Official Poster dan Trailer film ini sudah dirilis dan dapat dilihat di akun Instagram @mvppictures_id dan @diambangkematianfilm serta di kanal youtube MVP Pictures ID.
Cerita Di Ambang Kematian diadaptasi dari serangkaian thread horor di jejaring sosial Twitter, berjudul Di Ambang Kematian yang dibagikan oleh akun @Jeropoint yang merupakan cerita nyata. Thread tersebut sudah dibaca lebih dari 10 juta kali dan masuk dalam trending topic di Twitter beberapa waktu yang lalu.
Azhar “Kinoi” Lubis setelah sukses menyutradarai Film Mangkujiwo, kini kembali dipercaya oleh MVP Pictures untuk menggarap film Di Ambang Kematian ini. Menggandeng penulis muda berbakat Erwanto Alphadullah, yang diyakini dapat memberi sentuhan baru dalam proses pendalaman cerita sesuai dengan visi dari kesaksian @Jeropoint (sang pemilik cerita).
“Menghidupkan setiap kalimat yang sudah dibaca lewat Thread twitter ataupun novel yang memberikan rasa takut, teror, hingga emosional yang dirasakan setiap karakter yang sangat mengganggu psikis dalam story telling bisa dirasakan oleh pembaca Di Ambang Kematian dalam bentuk gambar dan suara dalam film ini”, terang Azhar Kinoi Lubis saat ditanya tentang tantangan dalam penggarapan film dari sebuah kisah nyata dari di thread Twitter dan Novel.
“Video trailer berdurasi 2 menit 21 detik menyampaikan film Di Ambang Kematian adalah sebuah film horor dengan storytelling bertema menanti kematian dari tiap karakternya dengan balutan peristiwa horor yang sangat mencekam dan gore.” tambah sutradara yang biasa dipanggil Bang Kinoi
Film Di Ambang Kematian dibintangi oleh aktor berbakat seperti Taskya Namya, Wafda Saifan, Giulio Parengkuan, Rifnu Wikana dan Kinaryosih. Serta menghadirkan juga pemeran pendatang lainnya seperti Farras Fatik dan Raya Adena.
Film Di Ambang Kematian menceritakan tentang sebuah keluarga yang beranggotakan Bapak Suyatmo (Rifnu Wikana), Ibu (Kinaryosih), Yoga (Wafda Saifan) dan Nadia (Taskya Namya). Keharmonisan keluarga tersebut harus terenggut setiap 10 tahun sekali. Satu per satu anggota keluarga mereka mati menjadi tumbal oleh akibat perjanjian pesugihan yang dilakukan Pak Suyatmo untuk melancarkan bisnisnya. Berawal dari suatu malam Nadia dan Yoga memergoki sang Bapak masuk kedalam suatu ruangan dengan membawa sebuah karung yang tak sengaja terjatuh yang berisikan kepala kambing. Setelah kejadian tersebut pada tahun 2002 Ibu mati secara mengenaskan.