Kamaruddin Simanjuntak Sebut Skenario Pelecehan Seksual yang Dibuat Sambo Tidak Masuk Akal, Ini Faktanya!

- Advertisement -
Kuasa hukum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak merespons pengakuan Irjen Ferdy Sambo yang disampaikan Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian, terkait adanya tindakan Brigadir J di Magelang terhadap istri Ferdy Sambo dan dianggap melukai harkat dan martabat keluarga, sama sekali tidak masuk akal dan tidak logis.

“Nonsen itu. Pengakuan FS yang menyebutkan ada pelecehan terhadap istrinya PC di Magelang. Tidak masuk akal,” kata Kamaruddin Simanjuntak, Kamis 11/8/2022) malam.

Sebab kata Kamaruddin Simanjuntak, terekam jelas di CCTV, bahwa dalam perjalanan pulang dari Magelang ke Jakarta pada 8 Juli , Brigadir J tetap bersama atau mengawal istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Kamaruddin Simanjuntak menilai skenario baru yang dibuat Sambo lebih tidak masuk akal.

“Adakah wanita yang sudah dilecehkan masih mau berjalan bersama dengan ajudan yang sudah melecehkan dia? Itu nonsen,” ujar Kamaruddin Simanjuntak.

Selain itu kata dia, jika memang benar ada pelecehan dan pengancaman oleh Brigadir J ke Putri Chandrawati, mengapa Irjen Ferdy Sambo tetap membiarkan istrinya dikawal Brigadir J dari Magelang ke Jakarta.

“Irjen Pol macam apa yang membiarkan istrinya berjalan bersama dengan pelaku pelecehan dan penodongan. Sangat gak logis dan tak masuk akal. Jadi tersangka jangan mempermalukan diri sendiri. Bertobatlah dan jangan berbohong,” jelas Kamaruddin Simanjuntak.

“Pembohong menggali lubang untuk berbohong lagi,” Kamaruddin Simanjuntak

Selain itu yang janggal kata Kamaruddin Simanjuntak, jika pelecehan terjadi di Magelang, kenapa pelaporan dilakukan di Jakarta Selatan.

“Jadi kebohongan ditutupi lagi dengan kebohongan. Kami tidak percaya Brigadir J melakukan pelecehan, sama sekali tidak,” ujar Kamaruddin Simanjuntak.

Sebelumnya Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian mengatakan dari hasil pemeriksaan perdana terhadap Irjen Ferdy Sambo, sebagai tersangka, diketahui Ferdy Sambo mengakui telah merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J dengan menyuruh Bharada E dan Brigadir R melakukannya.

“Hasil pemeriksaan sejak pukul 11.00 sampai pukul 18.00 hari ini, bahwa di dalam keterangannya tersangka FS mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi, setelah mendapat laporan dari istrinya PC, yang telah mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga yang terjadi di Magelang, yang dilakukan oleh almarhum Yosua,” kata Andi Rian di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kamis (11/8/2022).

Karenanya kata Andi, Irjen Ferdy Sambo memanggil Bharada E dan Brigadir R, untuk merencanakan pembunuhan atas Brigadir J.

“Tersangka FS, lalu memanggil Bharada E dan Brigadir R untuk melakukan pembunuhan, untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yosua” kata Andi.

Menurut Andi, keterangan dan pengakuan Ferdy Sambo ini dimasukkan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Tim khusus (timsus) bentukan Kapolri hari ini memeriksa Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Kamis (11/8/2022).

Ini adalah pemeriksaan pertama timsus terhadap Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.

Penetapan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka diumumkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Selasa (9/8/2022).

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prastyo membenarkan Timsus tengah memeriksa Irjen Ferdy Sambo di ruang khusus di Mako Brimob.

“Hari ini, penyidik timsus melakukan pemeriksaan terhadap Irjen FS sebagai tersangka di Mako Brimob,” katanya.

Selain memeriksa Irjen Pol Ferdy Sambo, kata Dedi, timsus juga akan memeriksa tersangka lain berinisial KM di Bareskrim Polri, serta memeriksa ulang Brigadir R dan Bharada E.

Pemeriksaan terhadap KM kata dia adalah yang kedua kalinya sebagai tersangka, setelah penyidik Bareskrim meminta keterangan beberapa waktu lalu.

“Untuk pemeriksaan KM sebagai tersangka di Bareskrim,” ujar Dedi.

Jenderal bintang dua itu menambahkan, Inspektorat Khusus (Irsus) Polri juga akan memeriksa penyidik Polda Metro Jaya terkait penanganan kematian Brigadir J.

Pemeriksaan kepada penyidik Polda Metro Jaya itu akan dilakukan di Mabes Polri siang ini. “Sedangkan Irsus, agendanya pada hari ini melakukan pemeriksaan kepada satu orang penyidik Polda Metro Jaya,” ucapnya.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan tidak ditemukan adanya tembak menembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.

“Tidak ditemukan fakta peristiwa tembak menembak seperti yang dilaporkan di awal,” ujarnya Selasa (9/8/2022).

Tim khusus yang dibentuk olehnya justru menemukan peristiwa penembakan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat

Penembakan terhadap Brigadir J, katanya dilakukan oleh Bharada E atas perintah dari Irjen Ferdy Sambo. “Saudara E mengajukan justice collaborator sehingga hal itu menjadikan terang menderang,” ucapnya.

Rekayasa itu dibuat Ferdy Sambo supaya ada kesan terjadi baku tembak antara Bharada E dengan Brigadir Yosua. “Apakah FS terlibat atau menembak langsung, saat ini tim masih melakukan pendalaman terhadap saksi dan pihak terkait,” tuturnya.

Dalam kasus ini Polri menetapkan 4 tersangka, yakni Bharada Richard Eliezer, Brigadir Ricky, KW dan Irjen Ferdy Sambo.

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan peran masing-masing tersangka adalah Bharada Richard Eliezer melakukan penembakan terhadap korban Brigadir J.

Tersangka KM, membantu dan menyaksikan penembakan terhadap korban.

Lalu Brigadir Ricky juga turut membantu dan menyaksikan penembakan terhadap korban.

Sementara Irjen Ferdy Sambo menyuruh Bharada Eliezer melakukan penembakan terhadap Brigadir J. “Serta menskenariokan peristiwa seolah-olah terjadi peristiwa tembak menembak di rumah di Komplek Polri Duren Tiga,” kata Agus.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Agus, kepada pada tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, junto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP tentang turut serta melakukan tindak pidana.

“Dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun. Mudah-mudahan ini bisa memberikan jawaban kepada masyarakat atas keseriusan institusi Polri untuk menjaga marwahnya,” ujar Agus.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA