Iklan
Iklan

Menag : Moderasi Beragama Jadi Pendorong Dalam Penguatan Kebangkitan Nasional.

- Advertisement -
Talk Show “Moderasi Beragama dan Semangat Kebangkitan Nasional Bersama Seniman dan Budayawan, digelar ”Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Setjend Kementerian Agama RI bekerjasama dengan Paduan Suara Merah Putih (PSMP).

Talk Show bertemakan “Moderasi Beragama dan Semangat Kebangkitan Nasional Bersama Seniman dan Budayawan” digelar dalam Rangka memperingati hari kebangkitan nasional.

Talk Show “Moderasi Beragama dan Semangat Kebangkitan Nasional Bersama Seniman dan Budayawan” digelar di Aston Kartika Hotel Jakarta Barat , Senin (24/5/21).

Moderasi Beragama
Foto / Istimewa

Dengan adanya Moderasi beragama ini diharapkan akan timbul semangat persatuan kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran kita semua untuk memperjuangkan dan mengial kemerdekaan bangsa kan.

Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan moderasi beragama dalam konteks nasionalisme menjadi salah satu pendorong dalam penguatan kebangkitan nasional.

“Cara pandang keagamaan jalan tengah, tidak ekstrim kanan maupun kiri, memperhatikan sisi kemanusiaan, keragaman, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan akan menjadikan Indonesia menjadi negara maju dan bangkit.”ujar Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya secara virtual di acara Talk Show “Moderasi Beragama dan Semangat Kebangkitan Nasional Bersama Seniman dan Budayawan di Aston Kartika Hotel, Jakarta Barat, Senin (24/5/21).

Moderasi Beragama
Foto / Istimewa

“Penguatan moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan. Sebagai bangsa yang sangat heterogen, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya,” tambahnya

Prof Dr H. Nizar M.Ag mengatakan tema Moderasi Beragama tersebut diharapkan dapat menumbuhkan dan menguatkan semangat potong royong untuk mempercepat pulihnya bengsa kita dari pandemi Covid-19 dan sekaligus membangkitkan rasa nasionalisme.

“Nasionalisme kita bangun untuk kekuatan kebangsaan, komitmen untuk berbagi dan bersinerji dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional itulah yang menjadi ukuran, sejauh mana kepedulian kita membantu sesama, sejauh mana kepedulian kita saling menghargai satu sama Iain dalam hidup keragaman bangsa kita, Ini akan memberikan kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara.Indonesia yang memilki keragaman kelompok etnis, bahasa. Gairah dalam percakapan, keragaman dan komposisi penganut agama yang tersebar di seluruh nusantara adalah sebuah kekayaan sekaligus kekuatan,”ujar Prof Dr H. Nizar.

Moderasi Beragama
Prof Dr H. Nizar M.Ag – Sekjen Kementerian Agama RI / Foto : Istimewa

“Nilai-nilai toleransi akan perbedaan, nila-nilai yang tumbuh berkembang atas dasar komitmen dan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak boleh luntur sampai kapanpun.

Bangsa Indonesia ditakdirkan Tuhan sebagai bangsa yang hidup dalam pluralitas dan multikultural dari segi etnis agama bahasa, budaya dan dat istiadat. Tidak ada satu bangsa pun di dunia yang mempunyai sifat keragaman seperti bangsa Indonesia Anugerah keanekaragaman yang diberikan Tuhan ini patut kita syukuri dan dipelihara dengan sebaik-baknya bersama,”tambah Nizar

Alissa Gotrunnada Munawwaroh Wahid (Koordinator Nasional Jaringan GUSDURIan Indonesia)  mengatakan mengenai apa itu Moderasi Beragama dengan mengingatkan tulisan yang di buat oleh Presiden Republik Indonesia ke – 4 Gus Dur.

Moderasi Beragama
Alissa Wahid – Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian / Foto Istimewa

“Kalau ditanya apa itu moderasi beragama, saya mau memulainya dengan ini, Gus Dur Pernah menulis begini “Indonesia Ada Karena Keberagaman,  Kalau Tidak Ada Keberagaman tidak perlu ada Indonesia. Artinya adalah adanya toleransi, saling menghargai dan memahami, contohnya saja, saat kita memutuskan untuk merdeka tahun 1945. Pada saat itu bahasa yang di gunakan  tidak di klaim dari daerah mana, atau ambil dari daerah mana, penggunaan bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang saat itu memang banyak di gunakan dalam berkomunikasi, jadi jelas sekali Indonesia itu ada karena keberagaman,”ujar Alissa.

Pada jaman sekarang menurut Alissa sangat dibutuhkan pemahaman mengenai moderasi beragam agar masyarakat memiliki pandangan keberagaman.

“Persoalannya bukan hanya aturan, tapi apa yang ada di kepala. Ini pentingnya moderasi beragama, untuk mengembalikan kita ke cara pandang yang memberikan ruang untuk keberagaman dalam keberagamaan itu,” tutur Alisa.

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Dr. H. Nifasri, M.Pd mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mensosialisasikan Moderasi Beragama kepada masyarakat. Menurutnya, moderasi beragama akan efektif jika benar-benar dilaksanakan oleh masyarakat karena semua agama mengatur.

“Tidak satupun agama yang mengajarkan untuk mengatur orang apalagi sampai membunuh. Nah, agama moderasi ini untuk mengembalikan ajaran yang prinsip dan suci. Jika orang sudah menjadi moderat dalam beragama, dia tidak akan membuat kekacauan-kekacauan dan permusuhan,”ujar Nifasri. (EH).

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA