Indeks News – Amarah warga meledak. Sabtu (29/8/2025) sore, suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara, berubah mencekam ketika massa merangsek masuk ke rumah politisi Partai NasDem, Ahmad Sahroni. Rumah yang biasanya berdiri megah kini dipenuhi teriakan, kerumunan, dan suara kaca pecah.
Warga yang tersulut emosi bukan hanya merusak, tetapi juga menjarah isi rumah Sahroni. Meja, kursi, bahkan perabotan kecil diangkut begitu saja. Dalam sekejap, kediaman mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu luluh lantak.
Namun amarah itu tidak berhenti di Tanjung Priok. Di Gondangdia, Jakarta Pusat, kantor DPP Partai NasDem juga menjadi sasaran. Asap hitam dari ban yang dibakar mengepul tinggi di depan gerbang. Sejumlah orang berorasi lantang menggunakan pengeras suara, tepat di hadapan petugas keamanan yang berjaga.
“Mereka membakar satu buah ban di gerbang depan markas Partai NasDem,” tutur Eva Rianti, seorang saksi mata yang kebetulan melintas. Dengan suara masih gemetar, Eva menggambarkan suasana kacau. “Kemungkinan mereka masyarakat sipil, tidak ada identitas institusi di pakaian mereka.”
Pemicu Amarah: Ucapan Ahmad Sahroni
Akar dari semua kericuhan ini bermula dari ucapan Ahmad Sahroni sendiri. Saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025), ia menyebut orang yang ingin membubarkan DPR RI sebagai “mental manusia tertolol sedunia.”
Pernyataan itu cepat menyebar ke publik dan memicu gelombang kritik. Bagi masyarakat yang merasa suaranya sering diabaikan, kata-kata Sahroni terasa seperti penghinaan. Apalagi, politisi NasDem itu sudah hampir tiga periode duduk di kursi parlemen dengan gaji dari uang rakyat.
Kekecewaan berubah menjadi kemarahan. Dan kemarahan itu meledak, menimpa bukan hanya Sahroni, tetapi juga partai tempatnya bernaung.
Rotasi di Tubuh NasDem
Ironisnya, hanya sehari sebelum kerusuhan, Partai NasDem resmi melakukan rotasi penugasan di DPR RI. Surat yang ditandatangani Ketua Fraksi NasDem, Viktor Bungtilu Laiskodat, menetapkan Sahroni bergeser menjadi anggota Komisi I DPR RI. Posisi Wakil Ketua Komisi III digantikan Rusdi Masse Mappasessu.
“Kami ingin setiap kader bekerja sesuai kapasitas terbaiknya untuk rakyat. Itulah semangat restorasi yang terus kami jalankan,” ujar Viktor dalam keterangan tertulis.
Namun keputusan politik itu tenggelam oleh gelombang protes di lapangan. Apa yang seharusnya jadi langkah penguatan kinerja fraksi, justru dibarengi dengan krisis citra akibat ulah salah satu kadernya.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik massa memasuki rumah Sahroni. Teriakan bercampur dengan suara kaca pecah dan pintu dijebol. Pemandangan itu membuat banyak warga sekitar terharu sekaligus takut—satu peristiwa yang jarang terjadi di jantung ibu kota.
Di Gondangdia, kobaran api dari ban terbakar menjadi simbol kemarahan. Meski tidak sampai menembus ke dalam kantor NasDem, suasana mencekam tak terbantahkan. Wajah-wajah tegang petugas keamanan hanya menambah dramatisnya pemandangan sore itu.




