FLORES TIMUR, Indeks News– Setelah sempat ditutup selama sehari akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok, Bandara Gewayantana Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali dibuka dan beroperasi normal pada Rabu (8/10/2025).
Kepala Bandara Gewayantana Larantuka, Puguh Lukito, mengatakan bahwa operasional penerbangan telah kembali normal sesuai dengan notam aerodrome resumed normal operation nomor C1498/25 dan C1492/25.
“Hari ini sudah beroperasi kembali,” ujar Puguh kepada wartawan, Rabu (8/10/2025).
Ia menjelaskan, maskapai Wings Air dijadwalkan melayani rute Kupang–Larantuka pada pukul 09.40 Wita, serta penerbangan Larantuka–Kupang pada pukul 11.00 Wita.
Puguh berharap aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok segera mereda agar penerbangan di kawasan Flores Timur dan sekitarnya bisa kembali berjalan tanpa gangguan.
“Semoga aktivitas erupsinya segera berakhir sehingga operasional penerbangan tetap aman dan lancar,” katanya.
Sementara itu, Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok melaporkan bahwa aktivitas vulkanik masih cukup tinggi. Pada periode pengamatan Rabu pukul 00.00 hingga 06.00 Wita, gunung tersebut mengalami 25 kali letusan.
Petugas Pos PGA Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, menjelaskan bahwa letusan yang terjadi memiliki amplitudo antara 5,6 hingga 25,7 mm dengan durasi 31 hingga 136 detik.
“Teramati 25 kali letusan dengan tinggi kolom abu 100–300 meter dan warna asap putih hingga kelabu,” ungkap Stanislaus.
Secara visual, puncak gunung tampak jelas dengan asap kawah bertekanan lemah berwarna putih dan tinggi sekitar 50–100 meter di atas puncak kawah. Cuaca di sekitar puncak gunung terpantau cerah hingga berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah barat dan barat laut, serta suhu udara berkisar 25–27 derajat Celsius.
“Status aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga, masyarakat diimbau tetap waspada,” tambahnya.
Sehari sebelumnya, Bandara Gewayantana Larantuka ditutup sementara karena adanya sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Ile Lewotolok yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan. Keputusan penutupan diambil berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG, PVMBG, dan AirNav Indonesia.
Kini, setelah kondisi udara dinyatakan aman, bandara kembali beroperasi dengan pengawasan intensif terhadap arah dan ketinggian abu vulkanik.




