Iklan
Iklan

Penembakan Massal di Serbia, 8 Orang Tewas

- Advertisement -
Penembakan massal kembali terjadi di Serbia. Terbaru, seorang pria bersenjata menembak mati delapan orang dan melukai 13 lainnya di wilayah tak jauh dari Ibu Kota Beograd, pada Jumat (5/5).

Ini merupakan insiden penembakan massal mematikan kedua yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari dua hari di sekitar kota Serbia tersebut.

Dikutip dari kumparan, media lokal melaporkan, sebelum penembakan terjadi, tersangka yang teridentifikasi berusia 21 tahun itu sempat terlibat dalam pertengkaran di sebuah halaman sekolah di Desa Dubona, dekat Kota Mladenovac, pada Kamis (4/5) malam waktu setempat.

Tersangka kemudian meninggalkan halaman sekolah, lalu kembali dengan membawa pistol dan senapan otomatis. Dari dalam mobil yang dia kendarai, tanpa pandang bulu tersangka melepaskan tembakan dan terus menembaki warga di tiga pedesaan sekitar.

Media lokal RTS melaporkan, seorang polisi yang sedang tidak bertugas beserta saudara perempuannya termasuk di antara delapan korban tewas. Para korban luka pun telah dibawa ke sejumlah rumah sakit setempat.

Hingga berita ini dirilis, pria bersenjata itu masih berkeliaran dan buron. Sebuah helikopter, drone, serta ratusan patroli polisi memburu tersangka di antara area perbukitan tak jauh dari Desa Dubona dan daerah-daerah terdekat.

“Sekitar 600 polisi Serbia, termasuk pasukan elit Satuan Khusus Anti-Teror (SAJ) dan Gendarmerie melancarkan perburuan, yang dijuluki Operasi Whirlwind,” demikian laporan RTS.

Unit kepolisian bersenjata lengkap tampak memasang barikade di dekat Kota Mladenovac yang berjarak sekitar 42 km dari Ibu Kota Beograd tersebut.

Sementara di Desa Dubona, seorang saksi melihat polisi bersenjata lengkap mendirikan pos pemeriksaan dan menyisir lalu lintas kendaraan yang hendak masuk. Mobil-mobil SUV lapis baja milik polisi juga mengepung daerah ini.

Penembakan di Sekolah

Musibah di Desa Dubona berlangsung kurang dari 48 jam setelah seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun menembak mati sembilan orang dan melukai tujuh lainnya di sebuah sekolah di Beograd.

Pada Rabu (3/5), remaja itu menggunakan dua pistol milik ayahnya untuk membantai delapan murid dan seorang penjaga keamanan di lorong dan kelas sejarah di sekolah mereka.

Sejak penembakan massal di sekolah itu terjadi, Serbia secara resmi memulai masa berkabung selama tiga hari pada Jumat (5/5). Kini, kepedihan bangsa Balkan ini diperparah dengan tragedi serupa yang melanda Desa Dubona.

“Ini sangat buruk bagi negara kita, ini adalah kekalahan besar. Dalam dua hari begitu banyak… yang terbunuh,” kata Ivan, seorang warga Desa Dubona.

Sebenarnya, Serbia sudah memiliki budaya kepemilikan senjata api sejak lama —terutama di daerah pedesaan karena banyak penduduknya masih berburu.

Meski demikian, pemerintah Beograd pada saat bersamaan juga memiliki undang-undang tentang pengendalian senjata api yang ketat.

Sementara senjata otomatis yang digunakan tersangka pembantaian di Desa Dubona dianggap ilegal, sebab pemerintah sebelumnya telah melarang penggunaan senjata otomatis bagi warga sipil.

Setelah penembakan massal di sekolah di Beograd, pemerintah Serbia langsung memberlakukan larangan mengeluarkan izin kepemilikan senjata api baru selama dua tahun, merevisi izin yang sudah ada, dan memeriksa cara pemilik senjata menyimpan persenjataannya.

Namun, pihak Kementerian Dalam Negeri Serbia hingga kini belum memberikan komentar lebih lanjut soal penembakan massal terbaru di Desa Dubona.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA