Indeks News – Duel hidup dan mati antara seorang petani lansia dan ular king cobra sepanjang empat meter berakhir tragis di Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.
Petani lansia tersebut bernama Ocang (berusia 70 tahun) ditemukan tewas pada Senin (6/10/2025) pagi setelah berjuang mempertahankan diri dari serangan ular mematikan itu di dalam rumahnya.
Camat Cidadap, Azwar Fauzi, membenarkan adanya insiden duel hidup dan mati antara seorang petani lanjut usia dan ular king cobra tersebut.
Menurutnya, laporan pertama diterima dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cidadap pada pukul 09.35 WIB. Menindaklanjuti laporan itu, petugas bersama anggota Polsek dan tenaga medis dari Puskesmas Cidadap langsung menuju lokasi kejadian.
“Betul, korban atas nama Ocang ditemukan sudah meninggal dunia sekitar pukul enam pagi oleh warga bernama Erwanto yang sedang menyadap karet di sekitar lokasi,” ujar Azwar saat dikonfirmasi.
Diduga, peristiwa seorang petani lansia dan ular king cobra itu terjadi pada Minggu sore sekitar pukul 17.00 WIB, ketika korban sedang seorang diri di rumah. Lokasi rumah yang terpencil, dikelilingi kebun karet dan jauh dari permukiman warga, membuatnya tak mendapat pertolongan saat diserang.
Hasil pemeriksaan di lokasi menunjukkan bahwa ular king cobra tersebut kemungkinan masuk melalui pintu belakang atau dapur.
Tanpa disadari korban, ular langsung menyerang dan mematuk bagian kaki kanannya. Meski sudah berusia lanjut, Ocang tidak tinggal diam. Ia diduga melakukan perlawanan dengan alat seadanya.
“Dari jejak yang ditemukan, korban diperkirakan melawan menggunakan sebilah parang dan tongkat kayu,” kata Azwar mengutip laporan P2BK.

Tanda-tanda pertarungan terlihat jelas. Perabot rumah dalam kondisi berantakan, tanah di sekitar dapur tampak bergurat seperti bekas gesekan keras. Ular king cobra ditemukan dalam keadaan tewas dengan kepala tertancap tongkat kayu—menjadi bukti perlawanan terakhir sang petani.
“Artinya korban berhasil membunuh ular itu. Namun sayangnya, bisa sudah terlanjur menjalar ke tubuhnya,” imbuh Azwar.
Dalam kondisi terluka parah dan racun yang mulai bereaksi, Ocang diduga masih sempat berusaha mencari pertolongan. Ia berjalan keluar rumah menuju jalur setapak ke arah permukiman warga. Namun racun yang menyebar cepat membuatnya tak lagi mampu bertahan.
“Diduga korban tidak kuat lagi menahan bisa ular saat perjalanan hendak meminta tolong. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia seorang diri di jalan setapak, tak jauh dari rumahnya,” jelas Azwar.
Tim gabungan dari Pemerintah Kecamatan Cidadap, Polsek, dan Puskesmas telah melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan jenazah. Pemerintah desa juga telah berkoordinasi untuk membantu keluarga korban, termasuk pendampingan psikososial.
Meski tidak ada kerusakan material, peristiwa ini mengguncang warga setempat. Azwar mengimbau masyarakat yang tinggal di dekat kebun atau hutan agar lebih waspada, terutama saat malam hari.
“Jika menemukan ular besar, jangan coba-coba menangani sendiri. Segera laporkan kepada petugas atau pihak berpengalaman,” tegasnya.
Ia menambahkan, meski kasus serangan ular berbisa jarang terjadi, wilayah Cidadap memang berbatasan dengan area hutan dan kebun karet yang menjadi habitat berbagai jenis ular. Pemerintah kecamatan akan berkoordinasi dengan aparat desa untuk menyusun langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang.




