Iklan
Iklan

The Rain Rayakan 10 Tahun “Terlatih Patah Hati” Rilis Versi Akustik

- Advertisement -
The Rain band asal Indonesia pada tahun 2013 melahirkan sebuah album yang bisa dibilang sebagai sebuah titik balik dalam perjalanan bermusik band ini. Selama beberapa tahun sebelumnya, meskipun tetap produktif merilis karya, namun tidak ada rilisan The Rain yang mampu menyamai kesuksesan album pertama mereka yang dirilis pada tahun 2003.

Terlatih Patah Hati menjadi awal babak baru perjalanan The Rain saat itu. Ditulis dan mulai direkam sejak awal tahun 2013, Terlatih Patah Hati sempat beberapa kali mengalami pergantian aransemen, hingga The Rain akhirnya mengajak Stephan Santoso produser dari album-album awal Padi dan Sheila on 7─untuk menjadi produser dalam penggarapan aransemennya.

The Rain saat itu juga mengajak Endank Soekamti untuk mengisi beberapa bagian vokal di reffrain lagu tersebut. Setelah rampung direkam, The Rain menawarkan masternya ke banyak perusahaan rekaman, namun tidak ada satu pun yang tertarik untuk membeli master rekaman tersebut.

The Rain
Foto : Eny

Tak patah semangat, The Rain memutuskan untuk merilis Terlatih Patah Hati secara independen lewat bendera Heavy Rain Records, label yang didirikan secara patungan oleh keempat personel The Rain, Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Sebuah keputusan terbaik yang mereka ambil saat itu. Tak lama setelah dirilis, Terlatih Patah Hati mulai merajai chart radio di seluruh Indonesia, mendapatkan jutaan views di YouTube, membuat jadwal panggung The Rain padat kembali, serta membuka jalan untuk berbagai single berikutnya seperti lagu Gagal Bersembunyi dan Ujung pertemuan yang juga mendapatkan jutaan views di YouTube.

Kini, sepuluh tahun kemudian, Terlatih Patah Hati telah menjadi sebuah anthem. Sebuah soundtrack patah hati yang dinyanyikan dengan lantang, karena semangat yang dibawa oleh lagu ini adalah tentang menertawakan getirnya hidup. Tak menangisi harapan yang pupus, meski hati cedera serius. “Mantan itu untuk disyukuri, bukan disesali,” sebuah kalimat yang sering dilontarkan oleh Indra ketika The Rain membawakan lagu ini di panggung.

The Rain
Foto: Eny

Sebagai sebuah ucapan terima kasih untuk semua orang yang menyukai lagu ini, band ini merilis Terlatih Patah Hati (Acoustic Version).

“Kami baru menyadari beberapa waktu lalu, bahwa kami belum pernah merilis lagu ini dalam versi akustik.” kata Iwan

Dalam proses penggarapan aransemennya, band ini menambahkan beberapa instrumen seperti violin dan akordeon agar nuansa akustiknya terasa lebih kental. Khusus untuk merekam seluruh track vokalnya, band ini kembali ke Slingshot Studio, tempat di mana mereka merekam hampir seluruh bagian lagu Terlatih Patah Hati sepuluh tahun lalu.

The Rain
Foto: Eny

Proses mastering versi akustik lagu ini juga kembali dipercayakan pada Stephan Santoso, sosok yang bersama band ini melahirkan Terlatih Patah Hati original version yang kita dengar selama ini.

Terlatih Patah Hati (Acoustic Version) sekaligus menandai momen 22 tahun perjalanan band ini yang jatuh di akhir tahun ini.

“Andai kami menyerah saat itu, ketika tidak ada perusahaan rekaman yang mau merilis lagu Terlatih Patah Hati, mungkin kami tidak akan sampai di titik ini,” ujar Ipul.

“Selama kita masih bisa produktif, kita akan terus merekam dan merilis lagu baru, karena tiap lagu punya jalannya masing-masing,” tutup Aang.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA