Indeks News – Sejak awal Agustus 2025, publik Indonesia dihebohkan oleh sebuah video yang beredar luas di YouTube. Rekaman berdurasi singkat itu menampilkan Brigjen (Purn) Ahmad Nurwakhid.
Ahmad Nurwakhid yang merupakan purnawirawan TNI yang dikenal vokal dalam isu keagamaan, diduga memberi dukungan terbuka kepada organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS).
Video yang diunggah pada 4 Agustus 2025 itu disebut diambil dalam sebuah acara yang diasosiasikan dengan PWI-LS. Dalam pidatonya, Ahmad Nurwakhid mengulangi kritiknya terhadap Front Persatuan Islam (FPI), serupa dengan pernyataannya pada Maret 2021 yang menyebut FPI sebagai “proksi manipulator agama”.
Pernyataan ini dinilai sebagian pihak sebagai sindiran terhadap FPI dan para habaib. Kritik tersebut juga dianggap memperkuat posisi PWI-LS, kelompok yang secara terbuka menolak kehadiran Habib Rizieq Shihab dalam kegiatan keagamaan. Hubungan panas antara PWI-LS dan FPI sudah berlangsung sekitar 2,5 tahun.
Ketegangan semakin tinggi setelah bentrok terjadi pada 23 Juli 2025 di Desa Pegundan, Pemalang, Jawa Tengah. Berdasarkan kesaksian Ahmad (50), warga setempat, kericuhan pecah saat tabligh akbar yang menghadirkan Habib Rizieq.
Massa berbaju hitam yang diduga dari PWI-LS mencoba membubarkan acara, lalu dikejar oleh massa berbaju putih yang disebut kemungkinan dari FPI. Bentrokan berlangsung 15 menit, menyebabkan lima orang luka berat akibat sabetan senjata tajam dan patah tulang.
Sejumlah analis memperingatkan bahwa keterlibatan tokoh militer purnawirawan dalam mendukung kelompok dengan rekam jejak konflik dapat memperburuk ketegangan sosial, apalagi di tengah upaya pemerintah menjaga harmoni antarormas Islam.
Desakan agar aparat penegak hukum mengusut dugaan keterlibatan Ahmad Nurwakhid kian menguat. Publik meminta penyelidikan dilakukan berdasarkan Pasal 28 ayat (2) UU ITE terkait ujaran kebencian dan hasutan.
PWI-LS sendiri berdiri pada 29 Agustus 2023 di Buntet, Cirebon. Pendiri sekaligus pemimpinnya, KH Muhammad Abbas Billy Yachsi (Gus Abbas), mendeklarasikan organisasi tersebut pada 6 Oktober 2023 di Cilacap. Dalam pidatonya, ia menyatakan misi “mengembalikan kemurnian Islam Nusantara dari narasi provokatif” serta “melawan radikalisme transnasional”.
Sejumlah data lapangan menunjukkan, PWI-LS kerap menggunakan narasi “pribumi vs imigran Yaman” untuk menolak keberadaan habaib Ba Alawi. Pandangan ini dipandang oleh peneliti sosial sebagai indikasi diskriminasi etnis.
Pada 3 Agustus 2025, beredar di media sosial klaim bahwa PWI-LS menyerukan pengambilalihan tanah milik habaib oleh pribumi. Namun, tim Siber Polri menyatakan informasi itu masih diverifikasi. Sumber internal Mabes Polri menyebut, jika terbukti mengandung unsur hasutan, tindakan tersebut akan diproses sesuai UU ITE dan KUHP.
Kontroversi ini juga dikaitkan dengan pernyataan Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman pada Desember 2024. Dalam wawancara di Cokro TV, ia mengutip penelitian KH Imaduddin Utsman yang menyatakan nasab habaib tidak tersambung kepada Nabi Muhammad. Pandangan ini, menurut pengamat, turut menguatkan narasi PWI-LS.
Saat ini, aparat masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan situasi. Polemik ini menjadi sorotan luas karena berpotensi memicu gesekan horizontal di tengah masyarakat.




