Tagar #KaburAjaDulu kini kian ramai diserukan warganet melalui media sosial, termasuk di X atau Twitter.
Jika tagar #KaburAjaDulu dilihat di X, media sosial itu akan memunculkan unggahan warganet terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk “kabur” dari Indonesia.
Lewat #KaburAjaDulu, warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri.
Warganet meramaikan tagar #KaburAjaDulu karena ingin kabur dari tekanan pekerjaan, pendidikan, maupun masalah sehari-hari di Indonesia.
Meski #KaburAjaDulu sekilas hanya seperti tagar biasa, kenyataannya banyak orang Indonesia yang benar-benar ingin pindah ke luar negeri.
Seorang warganet lewat akun Threads, @yo****mitro menganalisis lebih banyak pengguna tagar #KaburAjaDulu ingin pindah ke Singapura, Amsterdam, Tokyo, Berlin, dan Dubai.
Dikutip dari Kompas.id (4/12/2024), lebih dari 100.000 orang tercatat mengikuti acara Study and Work Abroad Festival Juli-Agustus 2024 yang memberi informasi beasiswa ke luar negeri.
Di sisi lain, data Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham menunjukkan, sebanyak 3.912 WNI usia 25-35 tahun memilih menjadi warga negara Singapura pada 2019 hingga 2022.
Meski kabur ke luar negeri menjadi peluang yang banyak diinginkan atau bahkan telah dilakukan banyak orang Indonesia, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum #KaburAjaDulu.
Ke luar negeri dengan #KaburAjaDulu
Pengamat pendidikan sekaligus konsultan karier dari platform Jurusanku, Ina Liem menilai pindah ke luar negeri sebagai tindakan yang baik.
“Memang bekerja atau belajar di luar negeri itu bagus supaya kita memiliki global dexterity, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan kultur yang berbeda-beda atau global tanpa kehilangan jati diri,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/2/2-25).
Meski begitu, Ina mengingatkan pindah dan menetap ke luar negeri bisa dilakukan asalkan tidak menggunakan fasilitas negara atau beasiswa negara untuk kepentingan pribadi.
Menurutnya, banyak lembaga yang menawarkan dan memberi informasi mengenai cara-cara mendapat beasiswa atau bekerja di luar negeri.
“Kita harus aktif mengikuti pameran/seminar/webinar atau gunakan media sosial untuk mencari informasi yang benar dan harus hati-hati terhadap penipuan,” lanjut Ina.
Untuk tinggal di luar negeri, Ina mengimbau agar warga Indonesia memperhatikan persyaratan setiap negara tujuan karena dapat berubah sewaktu-waktu.
Bidang studi atau pekerjaan yang diperlukan di luar negeri juga dinamis dan bisa berubah. Karena itu, sesuaikan dengan kondisi di negara tujuan jika ingin dapat kerja atau kuliah di luar negeri.
“Yang penting jangan memaksa tinggal di luar negeri secara ilegal,” tegas Ina.
Pasalnya, dia menyebut, orang Indonesia yang nekat “kabur” ke luar negeri secara ilegal akan terancam dideportasi atau dikembalikan ke Tanah Air.
Sekali saja seseorang dideportasi suatu negara, orang tersebut akan mempunyai catatan atau riwayat yang buruk.
Akibatnya, orang yang pernah dideportasi itu akan sulit mendapat kesempatan kuliah atau bekerja di luar negeri lagi ke depannya.