Priya Prayogha Pratama Tanjung alias Babe Cabita, dilaporkan oleh Muhammad Sholeh, terkait konten yang diunggah komedian itu ke media sosial dinilai bukan kategori parodi, melainkan penghinaan terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Sebab kata Muhammad Sholeh, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parodi ialah menirukan gaya seseorang untuk membuat efek jenaka.
“Kalau di dalamnya menyisipkan potongan video asli Bu Risma yang sedang marah-marah, artinya konten yang dibuat Babe Cabita itu bukan parodi dong,” ujar Sholeh yang juga berprofesi sebagai pengacara itu, Rabu, 28 Juli 2021.
Sholeh juga menilai bahwa Babe Cabita sengaja membuat framing Risma pemarah. Sebab di akhir tayangan, Risma seolah-olah melompat dari podium dan memukuli empat orang pemuda yang sedang tertawa-tawa. Ketika memukuli para pemuda itu, “Risma” digambarkan mengenakan celana pendek. Sebelum menghajar mereka, dalam potongan video aslinya, Risma membentak, “Jangan tertawa!”
Kata Sholeh, video Risma yang sedang murka itu terjadi tiga tahun lalu saat yang bersangkutan masih menjabat Wali Kota Surabaya. Ketika sedang berpidato di Taman Surya, Risma melihat ada dua ASN perempuan tidak menyimak, namun malah bergurau. Soktak amarah Risma meledak. Ia bergegas menghampiri pegawai Pemkot Surabaya itu dan membawanya ke depan.
Potongan video Risma sedang murka itulah yang diambil Babe Cabita untuk mendukung konten yang ia buat. Sholeh menilai konten Babe Cabita bisa dikategorikan penghinaan terhadap seseorang. “Tidak ada lucunya menurut saya,” ujarnya.
Sholeh melaporkan masalah itu ke Polda Jawa Timur di Surabaya pada Senin lalu, 26 Juli 2021. Ia mengatasnamakan warga Surabaya. Namun laporan itu ditolak. Polisi meminta Risma sendiri yang melapor bila merasa terhina.
“Saya kecewa. Harusnya siapa pun yang mengetahui ada tindak pidana boleh melaporkan. Soal korban (Risma) setelah dipanggil tidak merasa dirugikan, itu soal lain,” ujarnya.
Babe Cabita, melalui media sosial mengakui sebagai pembuat tayangan tersebut bersama tim Budak Konten, menglarifkasi tujuan pembuatan video itu. Menurut dia tidak ada niatan untuk menghina atau menjatuhkan karakter seseorang.
“Tujuan kami ingin membuat konten parodi yang menghibur,” ujarnya.
Komedian ini menyadari bahwa pada akhirnya konten yang ia buat menuai protes dan amarah sejumlah warganet.
“Saya bersama tim Budak Konten menyadari video parodi itu sangat bisa membuat orang marah, tersinggung atau tersakiti,” ujarnya.