Vitamin D merupakan salah satu suplemen yang umum dikonsumsi untuk mencegah COVID-19 dan mempercepat pemulihannya.
Anjuran konsumsi vitamin D untuk COVID-19 adalah karena suplemen ini dapat memperkuat daya tahan tubuh dan meredakan peradangan. Benarkah begitu?
Vitamin ini dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Vitamin ini juga bersifat antiradang dan antioksidan yang dapat meningkatkan kerja sistem imun, otot, dan saraf.
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang pada anak-anak dan nyeri tulang pada orang dewasa. Selain itu, kadar vitamin ini yang rendah dalam tubuh juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya pneumonia dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat virus.
Dua kondisi ini sangat memengaruhi tingkat keparahan gejala pada penderita COVID-19. Oleh karena itu, pemberian vitamin ini untuk COVID-19 dipercaya mampu melawan infeksi virus Corona dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh.
Efektivitas Vitamin D untuk COVID-19
Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan COVID-19. Namun, pemberian suplemen, seperti vitamin ini, dipercaya mampu membantu pengobatan dan mempercepat pemulihan penderita COVID-19, terutama penderita yang tidak bergejala atau mengalami gejala ringan.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi vitamin D dengan kadar 10–25 mikrogram per hari dapat melindungi tubuh dari infeksi saluran pernapasan akut. Selain itu, vitamin ini untuk COVID-19 juga terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya badai sitokin dan komplikasi lain terkait peradangan.
Vitamin ini pun diketahui bisa menurunkan risiko terjadinya hipoksia dan penurunan kesadaran pada penderita COVID-19, serta kematian pada penderita yang berusia di atas 40 tahun.
Sebaliknya, kekurangan vitamin ini diketahui dapat meningkatkan keparahan penyakit COVID-19, terutama pada penderita obesitas dan diabetes.
Namun, sayangnya, beberapa hasil di atas hanya berdasarkan penelitian dalam skala kecil. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas vitamin ini untuk COVID-19, baik dalam pencegahan maupun pemulihan.
Sumber Vitamin D dan Dosis Harian yang Disarankan
Meski efektivitas vitamin ini untuk COVID-19 masih perlu diteliti lebih lanjut, konsumsi vitamin D harian tetap harus cukup. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, di antaranya:
- Penyakit jantung
- Hipertensi
- Diabetes
- Gangguan sistem kekebalan tubuh
- Kanker, seperti kanker prostat dan kanker payudara
- Multiple sclerosis
- Radang paru-paru
- Pembekuan darah
- Penyakit pernapasan, seperti tuberkulosis, asma, dan PPOK
Semua gangguan kesehatan ini dapat memperburuk kondisi Anda bila terinfeksi COVID-19.
Vitamin D bisa Anda dapatkan dengan beberapa cara, yaitu:
- Berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 15–20 menit, setidaknya 3 kali seminggu
- Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D, seperti ikan salmon, daging merah, hati, dan kuning telur
- Mengonsumsi suplemen vitamin D
Namun, konsumsi suplemen vitamin ini harus sesuai dengan kebutuhan. Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan secara internasional adalah 400 IU untuk anak-anak hingga usia 1 tahun, 600 IU untuk usia 1–70 tahun, dan 800 IU untuk usia 70 tahun ke atas.
Hindari mengonsumsi suplemen vitamin ini dosis tinggi, apalagi sampai melebihi 4.000 IU per hari. Dosis vitamin D yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti sakit perut, telinga berdenging, otot tubuh melemah, dan bahkan gagal ginjal.
Selain itu, konsumsi suplemen vitamin D dalam jangka panjang dapat menyebabkan penumpukan kalsium (hiperkalsemia) yang justru bisa melemahkan tulang, selain juga merusak ginjal dan jantung.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin ini, terlebih jika Anda memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu.
Efektivitas vitamin D untuk COVID-19 memang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, jika Anda terinfeksi COVID-19, penuhi asupan nutrisi dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan kaya akan vitamin serta mineral. Bila memang perlu, konsumsilah suplemen sesuai anjuran dokter.