spot_img
spot_img

Dalang Demo Rusuh Agustus 2025: Bukan Asing, Dugaan Mengarah ke Orang Dalam dan Buzzer

Indeks News – Gelombang demonstrasi besar-besaran Agustus 2025 mengguncang Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, hingga Makassar menjadi saksi bagaimana protes berubah menjadi kerusuhan luas. Jalanan dipenuhi asap, suara sirene meraung, dan jeritan warga bercampur dengan teriakan massa.

Awal mula kegaduhan bermula dari peristiwa tragis di tengah aksi. Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, tewas setelah dilindas kendaraan Brimob. Kematian ini menyulut gelombang kemarahan publik. Dari sebuah tuntutan keadilan, protes menjelma menjadi amukan massa.

Di Jakarta, ribuan orang menjebol gerbang DPR RI, membakar pagar, hingga menyerang fasilitas strategis. Bahkan, Mako Brimob Kwitang dan Polda Metro Jaya ikut menjadi sasaran. Rumah anggota DPR dan selebriti tidak luput dari penggerudukan dan penjarahan. Di kota lain, gedung DPRD dibakar, pos polisi dihancurkan, dan fasilitas umum porak-poranda.

Suasana kian mencekam. Gas air mata, peluru karet, hingga tindakan represif aparat memenuhi jalanan. Ratusan mahasiswa dan warga berhadapan langsung dengan aparat, menuntut keadilan bagi Affan.

Situasi yang kian tak terkendali membuat Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungan ke China. Ia memilih memimpin rapat darurat di dalam negeri bersama TNI, Polri, hingga ormas Islam. Langkah ini diambil untuk menenangkan gejolak politik dan sosial yang mengancam stabilitas nasional.

Ferry Irwandi Buka Fakta Mengejutkan

Di tengah kebingungan publik mencari siapa dalang kerusuhan, muncul suara lantang dari Ferry Irwandi. Lewat akun Instagram pribadinya, ia menegaskan:

“Ini bukan intervensi asing. Ini muncul dalam kekuasaan.”

Pernyataan itu memicu perdebatan luas di media sosial. Menurut Ferry, kerusuhan justru dipicu kelompok internal dengan bantuan akun-akun anonim di dunia maya. Ia menuding buzzer pro pemerintah memainkan peran besar dalam menggiring opini dan menghasut massa.

“Tidak butuh jadi Einstein atau intelejen untuk membuktikan ini semua,” tulis Ferry, sambil menegaskan bahwa pola komentar seragam dan akun-akun provokatif bisa dilacak dengan mudah.

Dugaan Peran Buzzer dan Manipulasi Massa

Untuk memperkuat ucapannya, Ferry membagikan sejumlah tangkapan layar akun dari platform X. Akun-akun tersebut diduga menyebarkan provokasi sebelum 25 Agustus, menghasut publik agar aksi protes berubah menjadi kerusuhan.

“Kelompok ini yang menginginkan Indonesia porak-poranda,” tegas Ferry.

Pernyataannya membuat publik terbelah. Sebagian menilai hal itu sebagai tuduhan serius yang perlu investigasi mendalam. Sebagian lain justru menganggap Ferry membuka fakta pahit tentang bagaimana massa bisa dengan mudah dimanipulasi.

Hingga akhir Agustus 2025, gelombang massa belum benar-benar reda. Ribuan orang masih turun ke jalan, menuntut keadilan dan kebenaran di balik tragedi Affan Kurniawan.

Kini, perhatian publik bukan hanya tertuju pada korban, tapi juga pada siapa dalang di balik rusuh besar ini. Jika benar buzzer internal yang memainkan peran, maka Indonesia menghadapi tantangan serius: manipulasi rakyat dengan teknologi informasi.

Kasus ini menjadi pengingat betapa rapuhnya kepercayaan publik, dan betapa mudahnya sebuah tragedi berubah menjadi bara besar. Pemerintah dituntut bertindak tegas, melakukan investigasi menyeluruh, dan memastikan kebenaran tidak terkubur di balik propaganda.

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses