Fenomena awan Tsunami atau Arcus berbentuk seperti gelombang tsunami, muncul di langit Sungai Asam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis sore, 28 Januari 2021.
Seperti dilansir Hi Pontianak, Jumat (29/1/2021) Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori mengungkapkan, secara ilmiah dalam dunia meteorologi, fenomena awan Tsunami ini dinamakan dengan awan Arcus (ref: cloud atlas World Meteorological Organization, WMO).
Fitur awan Arcus atau awan Tsunami dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus. Awan Arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang.
“Fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin, dengan massa udara yang lebih hangat serta lembab, sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang. Kondisi tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke daratan,” ujar Nanang, dikutip dari Hi Pontianak, Jumat, 29 Januari 2021.
Sebelumnya awan Tsunami ini juga pernah terlihat di wilayah Kalbar yaitu pada tanggal 6 Desember 2015 di Stasiun Meteorologi Supadio, tanggal 26 September 2020 di Sanggau, tanggal 9 Oktober 2020 di Kota Pontianak, dan yang sempat viral nasional di Aceh pada tanggal 10 Agustus 2020.
Nanang juga mengatakan, fenomena awan Tsunami ini dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.
“Kondisi cuaca di sekitar wilayah Sungai Raya terjadi hujan mulai pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB. Kemudian, terlihat pada pantauan radar cuaca terdapat sel awan Cumulonimbus berbentuk memanjang yang biasa disebut squalline dari arah utara, dari sekitar wilayah Kabupaten Mempawah pada pukul 15.40 WIB dan bergerak menuju ke Kota Pontianak sekitar pukul 16.30 WIB,” ungkapnya.
“Berlanjut menuju wilayah Sungai Raya pada pukul 17.00 WIB. Diduga pada sekitar pukul 17.00 WIB ini terbentuknya awan Arcus, karena wilayah Sungai Raya sudah dingin akibat telah terjadinya hujan sebelumnya,” lanjut Nanang.
Kecepatan angin maksimum yang tercatat di Stasiun Meteorologi Supadio sebesar 15 knot (setara 28 km/jam), sementara di Kota Pontianak maksimum 17 knot (setara 30 km/jam). Akumulasi jumlah curah hujan di Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak selama 24 jam sebesar 27.6mm, kategori hujan intensitas sedang.
Nanang mengatakan, diprakirakan kondisi cuaca 7 hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan di sebagian besar wilayah Kalbar dengan intensitas ringan hingga lebat. Potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan dominan terjadi di wilayah Kalimantan Barat bagian timur, seperti Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau dan sekitarnya.
“Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat tersebut. Potensi hujan yang bisa disertai angin kencang berdurasi singkat diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah pesisir barat Kalimantan Barat, khususnya pada kejadian hujan intensitas sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari,” jelasnya.
Artikel asli: Hi Pontianak