spot_img
spot_img

Harga Beras Premium di Jakarta Naik 1,57 Persen, Pemprov Beberkan Penyebab

Indeks News – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui adanya kenaikan harga beras premium dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI, Hasudungan Sidabalok, menyebut salah satu faktor pemicu kenaikan harga beras premium adalah terganggunya distribusi akibat maraknya kasus beras oplosan beberapa waktu lalu.

“Kenaikan harga beras premium disebabkan aktivitas distribusi beras masih dalam proses pemulihan setelah maraknya kasus ‘beras oplosan’,” kata Hasudungan dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).

Berdasarkan hasil pemantauan perkembangan harga pangan strategis tingkat eceran pada minggu ketiga September 2025, harga beras premium tercatat naik 1,57 persen dibanding minggu sebelumnya. “Beras premium naik 1,57 persen,” ungkapnya.

Meski begitu, Hasudungan memastikan ketersediaan beras premium dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah mulai stabil. Sejak awal September, beras premium tersebut kembali tersedia di sejumlah gerai ritel modern di Jakarta.

“Beras premium sesuai HET sejak awal September 2025 sudah mulai tersedia di retail modern,” ujarnya.

Kenaikan Harga Pangan Lain

Tak hanya beras, Pemprov DKI juga mencatat sejumlah komoditas pangan lain mengalami kenaikan harga.

Menurut data KPKP, cabai merah keriting naik 12,68 persen, cabai rawit merah 5,54 persen, cabai merah TW 4,20 persen, telur ayam ras 1,79 persen, dan daging ayam ras 1,26 persen.

Khusus untuk komoditas hortikultura seperti cabai, Hasudungan menjelaskan kenaikan harga dipicu oleh gangguan produksi di daerah penghasil akibat curah hujan tinggi. Kondisi itu membuat hasil panen cepat rusak sehingga pasokan ke Jakarta berkurang.

“Penurunan pasokan antar minggu yang masuk ke Provinsi DKI Jakarta dikarenakan gangguan produksi yang diakibatkan tingginya curah hujan di daerah produksi sehingga hasil panen cepat busuk,” jelasnya.

Sementara itu, lonjakan harga ayam dan telur dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat pada momen libur panjang perayaan Maulid Nabi.

Langkah Pemprov DKI

Untuk meredam gejolak harga, Pemprov DKI bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melakukan sejumlah langkah strategis. Salah satunya adalah menggelar Gerakan Pangan Keliling dengan melibatkan PT Food Station, Perumda Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya. Dalam program tersebut, pemerintah menyediakan bahan pangan strategis dengan harga sesuai HET atau bahkan lebih murah dari pasar.

Selain itu, Pemprov DKI juga menggulirkan program paket pangan murah seharga Rp126 ribu. Paket tersebut berisi beras, daging ayam, telur, daging sapi, ikan kembung, dan susu UHT, yang ditujukan untuk kelompok masyarakat tertentu.

“Selain itu, kami juga jalankan program paket pangan murah Rp126 ribu berisi beras, daging ayam, telur, daging sapi, ikan kembung, dan susu UHT untuk masyarakat tertentu,” kata Hasudungan.

Tak hanya itu, Pemprov juga mendorong Perumda Pasar Jaya memperluas distribusi beras medium SPHP melalui gerai pangan yang ada di kawasan daratan maupun kepulauan.

Langkah lain yang tengah dipacu adalah pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) guna menekan ketergantungan pasokan dari luar daerah.

“Mengotimalkan peran BUMD Jakarta seperti Perumda Pasar Jaya untuk mendistribusikan beras medium SPHP melalui gerai-gerai pangannya di daratan maupun di kepulauan,” pungkas Hasudungan.

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses