Ikan dalam keramba di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang mati mendadak hingga saat ini menjadi 1.445 ton. Hal ini diketahui dari data Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (PKP) Agam.
“Jumlah ikan yang mati menjadi 1.445 ton. Kematian ikan jenis nila dan mas tersebut terjadi semenjak 3-24 Desember 2021,” ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira, Senin (27/12).
Rosva mengatakan, sebanyak 1.455 ton ikan mati itu berasal dari ratusan keramba jaring apung milik ratusan petani yang tersebar di tujuh nagari sekitar Danau Maninjau.
“Tujuh nagari itu yakni, Nagari Koto Malintang sebanyak 520 ton, Nagari Tanjung Sani 330 ton, Nagari Koto Kaciak 300 ton, Nagari Bayua 20 ton,” ujar dia.
Kematian ikan itu terjadi di seluruh nagari di Kecamatan Tanjungraya,” sambungnya.
Kematian ikan secara massal itu akibat curah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu semenjak awal Desember 2021. Angin kencang disertai curah hujan tinggi mengakibatkan pembalikan air kepemukaan, sehingga oksigen berkurang.
Kemudian, ikan menjadi pusing dan beberapa menit bangkai ikan yang mati mengapung ke pemukaan air.
Kerugian petani keramba jaring apung di danau tersebut sekitar Rp 28,9 miliar, karena harga ikan tingkat petani Rp 20.000 per kilogram.
“Ada sejumlah petani yang (Kembali) memanen ikan secara dini, untuk mengantisipasi kerugian lebih banyak lagi,” tutupnya. (Kay)