Indeks News – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, telah menegaskan komitmennya untuk menjalankan 11 program prioritas nasional sebagai arah pembangunan lima tahun ke depan.
Program prioritas ini lahir dari visi besar mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat, sekaligus menjawab tantangan zaman.
Pertama, Prabowo menekankan pentingnya swasembada pangan, energi, dan air. Indonesia ditargetkan mampu berdiri di atas kaki sendiri tanpa ketergantungan pada impor yang membebani rakyat.
Revolusi mental dan penguatan karakter bangsa menjadi pondasi kedua, sebab pembangunan manusia diyakini sama pentingnya dengan pembangunan fisik.
Di sisi kesejahteraan, Prabowo menegaskan komitmen pada pemerataan ekonomi rakyat. Petani, nelayan, buruh, guru, hingga tenaga kesehatan akan menjadi prioritas, disertai upaya membuka lapangan kerja luas dan layak melalui industrialisasi dan investasi produktif.
Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah juga bertekad mengendalikan harga bahan pokok, sehingga kebutuhan dasar rakyat tetap terjangkau.
Dalam bidang sosial, Prabowo menjanjikan layanan kesehatan gratis dan mudah diakses, serta pendidikan gratis dan berkualitas mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.
Tak hanya itu, ruang bagi pengembangan kebudayaan, seni, olahraga, dan industri kreatif juga akan diperluas sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa.
Di ranah politik dan hukum, Prabowo menegaskan perlunya reformasi menyeluruh demi memperkuat demokrasi, menegakkan hak asasi manusia, dan memberantas korupsi.
Sementara itu, di bidang pertahanan dan keamanan, ia menaruh perhatian besar pada modernisasi TNI-Polri serta penguatan bela negara, guna menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah.
Sebagai penutup, Prabowo menekankan agenda pemerataan pembangunan dan hilirisasi industri.
Pertumbuhan ekonomi tidak boleh lagi terpusat di Pulau Jawa, melainkan harus menyebar ke seluruh wilayah Nusantara agar tidak ada daerah yang tertinggal.
Dengan 11 prioritas ini, Prabowo ingin memastikan pembangunan Indonesia bukan hanya soal infrastruktur megah, tetapi juga menyentuh kebutuhan rakyat kecil, memperkuat kedaulatan bangsa, dan mempersiapkan Indonesia menghadapi persaingan global.
Meski tampak ambisius dan menyentuh hampir semua aspek kehidupan, 11 program prioritas Prabowo tentu tidak akan mudah diwujudkan. Ada sejumlah tantangan besar yang menanti di depan mata.
Di bidang swasembada pangan, energi, dan air, misalnya, Indonesia masih menghadapi masalah klasik ketergantungan pada impor beras, kedelai, daging, hingga BBM. Infrastruktur irigasi yang rusak, alih fungsi lahan pertanian, serta ketidakstabilan harga pupuk juga menjadi batu sandungan.
Tanpa reformasi agraria dan keberpihakan nyata pada petani, target swasembada berpotensi hanya menjadi jargon politik.
Janji lapangan kerja luas dan layak juga menghadapi ujian berat. Pertumbuhan investasi memang penting, namun sering kali berbenturan dengan isu perburuhan, lingkungan hidup, dan keberpihakan pada tenaga kerja lokal. Jika industrialisasi hanya dinikmati segelintir pemodal, maka kesenjangan sosial akan tetap melebar.
Begitu pula soal pendidikan dan kesehatan gratis. Meski sudah ada BPJS dan dana BOS, kualitas layanan masih menjadi keluhan utama rakyat.
Masalah defisit anggaran BPJS, minimnya tenaga medis di daerah terpencil, hingga kesenjangan fasilitas pendidikan antarwilayah menjadi pekerjaan rumah yang tak sederhana.
Agenda reformasi politik dan hukum juga rawan terhambat. Publik tentu menunggu bukti nyata, apakah pemerintahan Prabowo benar-benar berani menindak praktik korupsi di lingkaran kekuasaan, atau sekadar melanjutkan tradisi kompromi politik.
Di sektor pertahanan dan keamanan, modernisasi alutsista memang mendesak. Namun dengan keterbatasan anggaran, pemerintah harus berhati-hati agar ambisi besar tidak justru membebani fiskal negara.
Sementara itu, hilirisasi industri dan pemerataan pembangunan juga akan diuji. Selama ini, kebijakan hilirisasi masih banyak terkendala regulasi, kepastian hukum, dan praktik monopoli.
Jika tidak disertai perlindungan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal, hilirisasi bisa berakhir hanya sebagai eksploitasi sumber daya alam semata.
Dengan kata lain, 11 program prioritas Prabowo memang menyajikan visi besar bagi Indonesia, namun realisasi di lapangan sangat ditentukan oleh konsistensi, keberanian politik, dan kemampuan pemerintah mengatasi kepentingan elit yang sering kali berbenturan dengan kepentingan rakyat.




