Musim Kemarau, Sawah di Tanah Datar Kekeringan dan Terancam Gagal Panen

Musim Kemarau,Sawah
Ilustrasi
Cuaca kemarau yang melanda di Tanah Datar beberapa waktu belakangan ini mengakibatkan beberapa wilayah di daerah itu mengalami kekeringan, bahkan mengancam lahan pertanian masyarakat gagal panen.

Seperti terjadi di Nagari Barulak Kecamatan Tanjung Baru, masyarakat mengeluhkan sumur kering dan lahan pertanian sawah sudah retak akibat tidak adanya pasokan air.

Salah seorang petani, Sudirman (63) tahun, membenarkan sejak musim kemarau lebih kurang satu bulan lampau hingga saat ini sawahnya tak kunjung berair dan terancam gagal panen karena tanah persawahannya yang sudah retak.

“Dulu saluran irigasi ke sawah kami ada, tapi sudah rusak dan tidak kunjung diperbaiki. Alternatif satu-satunya selama ini dengan mengharapkan limpahan air dari sawah lain yang disambungkan ke saluran irigasi menuju persawahan kami juga sudah tidak berfungsi karena kekeringan,” ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Tanaman Pangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Datar, Wel Embra Rabu (13/4)  menyampaikan Para petani mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk memberikan perlindungan terhadap risiko gagal panen.

Klaim asuransi tersebut nantinya bisa digunakan para petani itu untuk kembali berproduksi setelah bencana gagal panen terjadi.

“Gagal panen tersebut di antaranya akibat resiko banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan lainnya atau fuso, maka ada jaminannya,” jelas Wel Embra.

la melanjutkan, program AUTP juga termasuk ke dalam salah satu program unggulan Pemkab Tanah Datar pada bagian Dinas Pertanian dalam meningkatkan produksi petani.

Sebelumnya program AUTP di Tanah Datar masih disubsidi pemerintah pusat, petani tetap membayar secara swadaya dengan besaran iuran sebesar 20 persen, namun pada tahun ini biaya tersebut ditanggung seluruhnya oleh pemerintah daerah dengan jumlah kuota 200 hektare.

“Nantinya, minimal satu hektare lahan itu akan mendapatkan ganti rugi sebesar 6 juta rupiah jika terjadi gagal panen sesuai dengan kriteria yang ditetapkan itu,” terang Wel Embra.

Sementara untuk jangka panjang, dalam antisipasi kekeringan lahan pertanian, pada tahun ini ada namanya program optimasi lahan kering melalui program dari APBN.

Bentuk kegiatannya, ada berupa pengadaan sumur bor, membuat embung, dam parit, dan bendungan, yang pada intinya program untuk irigasi ke areal pertanian.

Pada program tersebut, Kabupaten Tanah Datar akan mendapatkan sebanyak 12 paket dan sedang proses pemberkasan di Provinsi Sumatra Barat.

“Dan insyallah setelah lebaran kegiatan itu sudah bisa terlaksana yang tersebar di beberapa kecamatan,” pungkasnya. (Kay)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.