Aktivis HAM Papua, Natalius Pigai, menilai pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, mengancam akan memindahkan aparatur sipil negara (ASN) yang tidak becus ke Papua, sangat rasis.
“Rasisme sistematis terus berlangsung dan otak-otak rasis ini masih dipelihara, beri jabatan dan kekuasaan. Sementara Jokowi selalu diam atau dia juga pendukung rasisme entahlah,” ujar Natalius Pigai dikutip dari Republika, Rabu (14/7/2021).
Pernyataan Risma tersebut, menurut Natalius Pigai berbahaya karena bisa membuat orang Papua tersinggung. Oleh karena itu, tidak heran jika Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus membenci dan mengancam masyarakat suku Jawa di Papua.
“Konflik di Papua itu konflik rasialisme dan itu sudah sudah lama dipelihara kekuasaan di Jawa,” kata mantan Komisioner Komnas HAM tersebut.
Pigai juga menyebut pernyataan rasis Risma dipandang seideologi dengan PDIP dan Jokowi. Menurutnya, hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya putra asli Papua di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.
“Itu rasis dan apartheid,” ujarnya.
Pigai juga mengungkapkan kekecewaan terhadap pemerintah yang terus mengeruk kekayaan Papua. Namun, di sisi lain rakyat Papua terus menjadi korban rasisme.
“Atas nama rasisme; emas, perak, uranium, plutonium kau rampok terus, bikin gedung-gedung pencakar langit dilapisi emas, jembatan tanpa sungai melintasi metropolitan Jawa. Semua kekuasaan kau gunakan membantai bangsa Papua. Tapi kau tidak akan pernah rampok harkat & martabat bangsa Papua,” pungkas Pigai.