Perseteruan dua Panglima Dayak kian memanas. Dua sosok yang cukup disegani di bumi Kalimantan ini kini tengah menjadi sorotan publik. Keduanya yang dulu saling mendukung, kini justru terlibat dalam perseteruan.
Sikap berbeda dua Panglima Dayak ini terkait keberadaan IKN telah menyulut konflik diantara mereka. Keduanya bukan sosok sembarangan di bumi Kalimantan, mereka sama-sama memiliki kesaktian.
Dua Panglima Dayak yang kini terlibat dalam perseteruan itu adalah Panglima Pajaji dan Panglima Jilah. Pertengkaran keduanya yang kian meruncing menjadi sorotan tajam.
Apalagi kesaktian yang dimiliki kedua Panglima Dayak ini tak banyak dimiliki orang. Bahkan baik pasukan Panglima Pajaji ataupun pasukan Panglima Jilah juga sama-sama berjumlah banyak, mereka sama-sama punya ilmu kebal.
Sosok Panglima Pajaji yang bertentangan dengan Panglima Jilah kini pun disorot. Pria bertato khas dayak itu ternyata tak sekedar memiliki ilmu kebal. Dia juga sangat peduli dengan kondisi hutan Kalimantan.
Dalam salah satu atraksi Panglima Pajaji pernah menunjukkan kesaktiannya, dia memanjat di atas sebuah senjata tajam dan tidak terluka.
Atraksi tersebut dilakukan Pangalima Pajaji di Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang 2023. Panglima Pajaji pun disebut sebagai Pemimpin Pasukan Pantak Padagi Borneo.
Panglima Pajaji menjelaskan bahwa ilmu kebal itu didapatkan dari para roh leluhur dayak di tubuh Pasukan Pantak Padagi Borneo. Hal itu membuat para pasukan tersebut kebal terhadap benda senjata tajam.
Panglima Pajaji pun sosok yang cukup komitmen dalam menjaga adat dan tradisi dayak di Kalimantan.
Berbeda dengan Panglima Jilah yang mendukung IKN, Panglima Pajaji dengan tegas menentang calon lokasi ibu kota baru Indonesia tersebut.
Panglima Pajaji mengatakan menolak IKN termasuk pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit yang dinilainya merusak tanah Kalimantan.
Dalam video itu Panglima Pajaji juga mengtakan bahwa Kalimantan adalah paru-paru dunia sehingga hutan harus dijaga.
Diketahui bahwa Suku Dayak memiliki ratusan Panglima (Penglima) mengigat suku ini tersebar di seluruh Kalimantan. Bahkan jumlah suku Dayak dikatakan terbagi menjadi 400.
Sementara itu, sosok Panglima Jilah juga sempat disorot. Ia merupakan pasukan merah yang bernama asli Agustinus Jilah.
Layaknya sebuah negara, Dayak juga memiliki serdadu, sedadu tersebut yakni Pasukan Merah bernama Tariu Borneo Bangkule Rajakng atau TBBR.
Panglima Jilah memiliki garis keturunan panglima atau pangalangok dari keluarga orangtuanya.
Ayahnya berasal dari Ne Macatn, sedangkan sang ibu datang dari keturunan Ne Bandong, Ne Matas.
Garis keturunan itulah yang membuatnya dipercaya menjadi sosok pemimpin Pasukan Merah Dayak.
Ia merupakan cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan. Panglima Jilah menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Jumlah pasukannya tak main-main, mencapai 44 ribu Pasukan Merah. Namun, Panglima Jilah adalah sosok yang rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian.
Panglima Jilah juga dikenal sebagai tokoh yang peduli terhadap adat, budaya serta permasalahan yang terjadi di Tanah Kalimantan.
Lahir dengan nama Agustinus Jilah, Panglima Jilah yang menjadi simbol perjuangan masyarakat adat di bumi Borneo dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya ini lahir pada 19 Agustus 1980, di Desa Sambora, Mempawah Hulu, Kabupaten Landak.