spot_img
spot_img

Pesawat AirAsia D7 506 Mendarat di Bandara Berbeda dari Tujuan, Penumpang Panik dan Bingung

Indeks News – Rabu malam, 13 Agustus, menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi ratusan penumpang penerbangan AirAsia D7 506 dari Kuala Lumpur menuju Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan.

Pesawat AirAsia D7 506 yang seharusnya mendarat dengan tenang di Incheon justru berakhir di Bandara Internasional Gimpo, sekitar 20 kilometer jauhnya.

Suasana panik dan kebingungan memenuhi kabin ketika pesawat AirAsia D7 506 tiba-tiba melakukan pendaratan darurat pada pukul 20.08 waktu setempat. Para penumpang, yang sudah lelah menunggu di udara karena pesawat berputar-putar akibat cuaca buruk dan padatnya lalu lintas penerbangan, harus menerima kenyataan bahwa mereka mendarat di bandara yang berbeda dari tujuan semula.

Video yang Mengguncang Publik

Kebingungan semakin memuncak ketika sebuah video yang direkam oleh salah satu penumpang beredar. Dalam rekaman itu terdengar pengumuman kru kabin yang menyebut pesawat AirAsia D7 506  mengalami kekurangan bahan bakar. Pernyataan tersebut sontak membuat penumpang panik, karena kesan yang muncul adalah situasi darurat yang serius.

Namun, menurut pengakuan beberapa penumpang, kru kabin terlihat tidak mampu mengendalikan situasi. Selama hampir dua jam setelah pendaratan, tidak ada pengumuman yang jelas dalam bahasa Korea. Banyak penumpang, termasuk warga lokal, tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan, awak kabin pun tampak kebingungan menghadapi kondisi yang penuh tekanan itu.

Penjelasan Resmi dari AirAsia

Sehari setelah insiden, Kamis (14/8), AirAsia merilis pernyataan resmi untuk menenangkan publik. Maskapai menegaskan bahwa keputusan mengalihkan penerbangan ke Gimpo diambil semata-mata demi keselamatan penumpang.

“Keselamatan adalah prioritas utama kami. Kapten bertindak sesuai prosedur operasi standar, termasuk memberi tahu para tamu tentang pengalihan tersebut, yang awalnya disampaikan dalam bahasa Inggris,” jelas pihak AirAsia.

Maskapai juga mengakui adanya miskomunikasi. Pengumuman awal yang menyinggung soal kekurangan bahan bakar disebut tidak tepat, karena sebenarnya pendaratan di Gimpo dilakukan untuk mengisi bahan bakar akibat pengalihan rute yang disebabkan cuaca buruk dan kemacetan udara di Incheon.

Kapten pesawat kemudian meminta maaf secara langsung kepada penumpang, menegaskan bahwa situasi tetap terkendali, dan memastikan penerbangan akan dilanjutkan ke Incheon setelah pengisian bahan bakar selesai.

AirAsia tidak menutup mata atas kritik tajam dari penumpang. Maskapai berjanji akan meninjau kembali prosedur komunikasi di dalam pesawat agar kejadian serupa tidak terulang. Transparansi dan kejelasan informasi dianggap menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan penumpang.

Sebagai bentuk tanggung jawab, AirAsia juga menawarkan voucher perjalanan kepada seluruh penumpang yang terdampak insiden ini.

Peristiwa di langit Korea ini menjadi pengingat penting bahwa dalam dunia penerbangan, komunikasi yang jelas bisa sama pentingnya dengan aspek teknis keselamatan. Meski pesawat mendarat dengan selamat, kebingungan dan kepanikan yang terjadi di dalam kabin meninggalkan kesan mendalam bagi para penumpang.

Bagi sebagian besar dari mereka, malam itu akan selalu diingat bukan hanya sebagai perjalanan panjang dari Kuala Lumpur ke Korea Selatan, tetapi juga sebagai sebuah drama menegangkan yang menguji kesabaran, rasa aman, dan kepercayaan pada dunia penerbangan modern.

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses