Aksi demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dilakukan ratusan massa mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Aksi sempat diwarnai kericuhan hingga bakar ban.
Berdasarkan informasi, Kamis (1/9) massa aksi terlihat datang sekitar pukul 14.00 WIB mulai menyuarakan aspirasinya melalui mobil komando. Aksi sempat memanas ketika massa mulai membakar ban hingga menjadi perhatian polisi yang berjaga.
Polisi yang berada di belakang kawat berduri berkali-kali meminta agar api dimatikan. Massa sempat merangsek masuk dengan menginjak kawat berduri. Mereka meminta bertemu dengan pimpinan DPRD Jateng.
Dengan pengeras suara, polisi juga sempat mengancam akan menindak korlap aksi jika tidak bisa mengendalikan massa aksi. Cekcok antara petugas dan massa pun terjadi.
Terlebih, di sela-sela massa aksi ada pria yang tiba-tiba masuk ke barisan massa mahasiswa dan memaki-maki pendemo. Pria itu kemudian diamankan oleh polisi dengan baret biru.
Ketua HMI Cabang Semarang Ilham Rosyid Hasibuan menyebut pihaknya membawa enam tuntutan pada aksi ini. Mereka menginginkan Ketua DPRD Jateng turun langsung mendengar aspirasi mereka. Hingga aksi berakhir sekitar pukul 17.20 WIB, Ketua DPRD Jateng tak juga terlihat.
“Pertama menolak kenaikan harga BBM, kedua menolak kenaikan tarif dasar listrik, ketiga berantas mafia migas, keempat tunda pengesahan RKUHP, dan perbaiki pasal bermasalah, kelima tuntaskan permasalahan HAM, yang terakhir reformasi Polri,” paparnya.
Ilham menilai dengan kenaikan harga BBM di masa setelah transisi pandemi Covid-19 akan memberatkan masyarakat. Untuk itu, dia, meminta pemerintah memastikan untuk tidak menaikkan harga BBM.
“Kita mewanti-wanti, ini kan bisa saja naik, Dewan Perwakilan Rakyat baik itu daerah provinsi atau di nasional bisa saja mengetuk itu, kita mewanti-wanti agar itu tidak disahkan,” tutupnya. (Kay)