Menyoroti tradisi peradaban kuno Toraja, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menggelar Toraja International Festival (TIF) ke-9 pada 4 September 2021 di Desa Rante Buntu Pempon, Rantepao, Toraja Utara.
Diselenggarakan secara hybrid, program festival TIF ini juga dapat diakses gratis melalui You Tube LOKASWARA PROJECT, pada 12 September 2021 pk 20.00 WIB.
Keistimewaan utama dari festival tahun ini ialah penampilan grup-grup yang masih menjaga kelestarian budaya khas Toraja dan Sulawesi Selatan yang sudah ada sejak ribuan tahun silam.
Salah satunya, kelompok penyanyi dan penari Ma’nimbong dan Ma’dandan yang dihadirkan untuk menampilkan kesenian kuno Toraja yang telah dilakukan selama ribuan tahun. Pertunjukan yang dipercaya menjadi prototipe musik vokal modern di dunia ini menjadi puncak acara TIF 2021.
Kesenian kuno lainnya yang ditampilkan di TIF 2021 ialah teater kuno Pepe Pepe Baine yang menampilkan kesenian teatrikal bernuansa magis. Mengangkat komunitas suku Toraja yang tinggal di desa-desa otonom dan relatif tidak terekspos oleh dunia luar, acara ini menjadi strategi Kemenparekraf dalam menyukseskan pariwisata dan perekonomian kreatif di segala lini.
“Kita harus membuktikan bahwa industri pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu jalan keluar pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19. Karena itu, tren acara yang kami gelar saat ini akan berfokus pada unsur Localize, Personalize, Customize, dan Smaller in Size,” ujar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, saat membuka acara.
Secara singkat, Sandiaga menambahkan bahwa setiap acara harus melibatkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, mulai dari dampak ekonomi maupun pariwisata.
Karena itu, TIF 2021 yang dilaksanakan secara hybrid tahun ini dihadirkan untuk memberikan pengalaman istimewa bagi pengunjung dalam menikmati Tana Toraja, sekaligus meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.
Apalagi, Toraja sejak lama memikat atensi dunia lewat kesenian dan budayanya yang magis. Mulai dari pemakaman tebing leluhur, ritual pemakaman, hingga arsitektur monumentalnya, selalu menjadi tempat yang ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun internasional.
TIF mencatat sebuah peningkatan yang signifikan terhadap ekonomi dan pariwisata di Sulawesi Selatan. Pada tahun 2015, TIF melihat peningkatan sebanyak 300% dalam pariwisata domestik dan internasional di Toraja utara.
Meski dilakukan secara hybrid dan ditargetkan untuk tidak menjangkau pengunjung langsung sebanyak tahun-tahun sebelumnya, Sandiaga percaya bahwa acara tahun ini dapat membawa perubahan positif dengan langkah yang inovatif.
“Program TIF virtual dapat menjangkau lebih banyak penonton secara online dan mengajak lebih banyak orang untuk menikmati tradisi kuno di Tana Toraja,” ujar Sandiaga.
“Walau dihadapi berbagai tantangan, kami percaya TIF akan terus menjadi komponen utama dalam mendorong kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah,” tambahnya.
Sebagai bagian dari rangkaian acara Kharisma Event Nusantara, TIF 2021 digelar dengan penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) yang ketat.