Indeks News – Indramayu berduka. Kematian tragis seorang gadis berusia 21 tahun bernama Putri Apriyani menjadi sorotan publik. Bukan hanya karena cara kepergiannya yang mengenaskan, tetapi juga karena sosok yang diduga menjadi dalang di balik tragedi itu: pacarnya sendiri, seorang anggota kepolisian.
Pada Jumat malam, 8 Agustus 2025, Putri Apriyani masih terlihat sehat dan ceria. Kamera CCTV mencatat kehadirannya di sebuah kamar kos di Blok Ceblok, Desa Singajaya, Indramayu. Ia datang mengendarai motor Scoopy, disusul Bripda Alvian Maulana Sinaga, pacarnya yang merupakan anggota Polres Indramayu, dengan motor Vario putih.
Rekaman itu menunjukkan kebersamaan mereka hingga dini hari. Sekitar pukul 05.04 WIB, Alvian keluar dari kos dengan sepeda motor, lalu kembali masuk setengah jam kemudian. Pukul 08.00 WIB, ia kembali keluar. Kali ini wajahnya terlihat panik dan kebingungan. Tak lama kemudian, ia bahkan sempat terekam berjalan kaki menuju arah Cirebon, lalu turun dari mobil elf di Celancang.
Putri Apriyani Ditemukan Tak Bernyawa
Sabtu, 9 Agustus 2025, suasana tenang kosan di Indramayu berubah mencekam. Putri Apriyani ditemukan tak bernyawa dengan luka bakar parah di tubuhnya. Kabar itu segera menggemparkan warga. Harapan orang tuanya, terutama sang ibu yang bekerja di Hong Kong, seketika runtuh. Putri yang selama ini jadi kebanggaan keluarga, justru pergi dengan cara yang memilukan.
Dugaan motif pun perlahan terungkap. Toni RM, kuasa hukum keluarga, membeberkan bukti transaksi mencurigakan. Rekening Putri menunjukkan adanya transfer uang sebesar Rp32 juta ke rekening Alvian, hanya beberapa jam sebelum ia tewas.
Uang itu sejatinya hasil jerih payah ibunda Putri Apriyani yang bekerja di luar negeri. Dalam catatan bank, ada tiga kali transfer masuk dari Hong Kong dengan total sekitar Rp36 juta. Dana itu rencananya digunakan untuk menggadaikan sawah keluarga. Namun, 8 Agustus dini hari, Rp32 juta raib, berpindah ke rekening sang kekasih.
“Dari catatan ini terlihat jelas, sehari sebelum Putri meninggal, uang ibunya sudah dipindahkan ke rekening AMS. Diduga kuat ini motif utamanya,” ujar Toni.
Bukti Kuat Mengarah ke Pacar Polisi
Selain CCTV dan catatan transaksi bank, penyidik juga menemukan sejumlah barang bukti di kamar kos Putri: seragam dinas polisi milik Alvian, sepatu, ponsel, hingga motor. Semua menguatkan dugaan bahwa Bripda Alvian adalah pelaku.
Polda Jawa Barat pun bertindak tegas. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, memastikan Alvian telah dipecat tidak hormat. Ia juga resmi ditetapkan sebagai buronan setelah kabur pasca kejadian. Surat Daftar Pencarian Orang (DPO) pun telah diterbitkan.
“Karena yang bersangkutan kabur setelah melakukan aksinya, maka diterbitkan surat DPO,” tegas Hendra.
Kesedihan keluarga bercampur amarah. Toni RM, mewakili keluarga, menyatakan apresiasi kepada Polri yang sudah memecat Alvian. Namun, mereka menuntut lebih: agar pelaku segera ditangkap.
“Bukti sudah sangat kuat. Tidak ada alasan mempertahankan polisi yang kejam, sadis, dan biadab ini,” ujarnya lantang.
Di media sosial, masyarakat Indramayu juga bersuara lantang, menyerukan agar polisi bergerak cepat meringkus Alvian. Kasus ini bukan hanya soal keadilan bagi Putri, tapi juga soal kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.
Akhir Tragis Cinta yang Dikhianati
Kisah cinta Putri Apriyani dan Bripda Alvian kini berakhir dengan tragedi. Dari hubungan asmara, berubah jadi kisah pengkhianatan yang merenggut nyawa. Putri, gadis 21 tahun yang seharusnya masih bisa menata masa depan, justru menjadi korban orang yang seharusnya melindunginya.
Kini, keluarga Putri hanya bisa menunggu dan berharap. Harapan bahwa aparat kepolisian bisa menuntaskan kasus ini, menangkap pelaku, dan memberikan keadilan yang sepadan untuk anak gadis mereka.






