Doa berbuka puasa yang diamalkan oleh umat Islam selama ini ada dua lafaz. Keduanya sama-sama baik dan dapat diamalkan.
Namun setiap Ramadhan, perdebatan mengenai lafaz doa berbuka puasa selalu muncul. Padahal, perbedaan pendapat dalam ilmu furu’iyah (cabang syariat) adalah hal biasa.
Seperti diketahui doa merupakan senjata kaum mukmin. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di sisi Allah ta’ala dari pada doa”.
Inilah lafaz doa berbuka puasa Ramadhan lengkap dengan bacaan latin dan artinya.
1. Lafaz Allahumma Laka Shumtu…
Doa berbuka puasa ini diriwiyatkan dua jalur dari Anas bin Malik dan Muadz bin Zuhrah radhiyallahu ‘anhuma.
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
“Dari Mu’adz bin Zuhrah, bahwa dia menyampaikan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; jika berbuka puasa dia membaca Allahumma Laka Shumtu, wa ‘Ala Rizqika Afthartu.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud No. 2011; Imam Al-Baihaqi, dalam Kitab As Sunan Al-Kubra; Imam at-Thabarani;Imam Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman.
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika Aamantu wa ‘ala Rizqika Afthortu Birohmatika yaa Arhamar Roohimiin.”
Artinya:
Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih di antara semua pengasih.
2. Lafaz Dzahabaz Zhoma-u Wabtallatil…
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika sedang berbuka puasa beliau membaca: “Dzahabazh Zhama-u wab Talatil ‘Uruqu wa Tsabatal Ajru insya Allah.” (HR. Abu Daud, As-Sunan Al-Kubra Lil Baihaqi, Juz 4, Hal. 239, Al-Hakim dalam Mustadrak ‘alas Shahihain No. 1484)
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh Zhama-u wab Talatil ‘Uruqu wa Tsabatal Ajru insya Allah.
Artinya:
Telah hilang dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”
3. Menggabungkan Dua Doa Berbuka Puasa di Atas
Ulama dari Mazhab Syafi’i menggabungkan dua riwayat di atas. Demikian kata Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyatul Bujairimi.
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ ( ويسن أن يزيد على ذلك وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
“Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu (dianjurkan menambahkan lafal wa bika Aamantu, wa bika wa ‘alaika tawakkaltu). Dzahabaz zhama-u, wabtallatil ‘uruqu, wa tsabatal ajru, insya Allah. Ya wasi’al fadhli, ighfir li. Alhamdulillahil ladzi hadani fa shumtu, wa razaqani fa afthartu.”
Artinya:
Ya Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.