Ada 3 nama yang layak diperhitungkan untuk menjadi Menteri setelah Partai Amanat Nasional (PAN) masuk dalam gerbong parpol pendukung pemerintah.
3 nama ini disebut oleh pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga. Hal ini disampaikannya apabila Presiden Jokowi melakukan reshuffle cabinet.
Jamiludin mengatakan, PAN termasuk partai yang memiliki banyak kader berkualitas. Maka, beberapa kader PAN layak menjadi menteri.
“Mengingat saat ini kabinet Jokowi lemah di bidang ekonomi, maka kader PAN tampaknya bisa mengisinya,” ujar Jamiluddin, Kamis (26/8/2021)
Dia mengatakan ada 3 nama tokoh PAN yang layak untuk mengisi posisi menteri bidang ekonomi. “Ada Hatta Rajasa, Didik Rachbini, dan Dradjat Wibowo. Mereka ini sangat mumpuni di bidang ekonomi,” imbuhnya.
Terkait tentang Hatta Rajasa, Jamiluddin mengatakan, Hatta sudah pernah menjadi menteri di era Susilo Bambang Yudhoyono dan memiliki prestasi yang cukup baik.
“Karena itu, Hatta Rajasa dapat menjadi tim yang kuat bersama menteri keuangan saat ini,” ujarnya.
Mantan Dekan FIKOM ISIP Jakarta itu menyatakan, Presiden Jokowi dapat memilih antara 3 nama tersebut sesuai kebutuhan, agar Indonesia dapat keluar dari permasalahan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
“Selain itu, Zulkifli Hasan juga layak menjadi menteri. Namun karena saat ini yang mendesak ialah penanganan ekonomi, tampaknya dia tidak cocok untuk mengisinya,” jelas Jamiluddin.
Dia juga mengingatkan, Zulkifli Hasan sendiri sudah pernah menjadi menteri kehutanan di era Susilo Bambang Yudhoyono, namun tidak memiliki prestasi yang menonjol.
“Tidak ada kebijakannya yang monumental dalam penanganan hutan di Indonesia,” ungkap Jamiluddin.
Sementara, Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Johnny G Plate menyebut Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai sahabat baru dalam koalisi partai politik pendukung Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Johnny menyatakan hal itu usai pertemuan petinggi partai koalisi dengan Presiden Jokowi yang digelar Rabu (25/8). Menurut Johnny, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno hadir dalam pertemua itu.
