Politikus Partai NasDem Ahmad Sahroni menjadi salah satu kandidat yang dijagokan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024 mendatang.
Berdasarkan survey Indikator Politik nama Bendahara Umum (Bendum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Ahmad Sahroni mendapat respons cukup besar dalam survei tersebut.
“Di sini ada satu nama kader Partai NasDem yaitu Bang Ahmad Sahroni,” ujar Direktur Indikator Politik Burhanunddin Muhtadi, Sabtu, 29 Mei 2021.
Legislator asal Tanjung Priok berdarah Minang itu mendapat dukungan 2,3 persen. Dukungan yang diperoleh Sahroni bahkan di atas wajah lama yang menduduki jabatan pimpinan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Ini menarik karena elektabilitas beliau berada di atas Djarot (eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaifu Hidayat) dan Ahmad Riza Patria yang menjabat sebagai wakil gubernur,” ujarnya.
Dalam survei tersebut, Djarot hanya mendapat dukungan 0,6 persen. Sedangkan Riza mendapat dukungan 0,5 persen.
Burhan menjelaskan Sahroni paling banyak mendapat dukungan dari Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kedua wilayah tersebut merupakan daerah konstituennya
“Kami juga menemukan bahwa di DKI Jakarta, baru 33,8 persen (responden) yang tahu Ahmad Sahroni. Dari jumlah ini, 66,9 persen (responden) bilang bahwa mereka suka dengan Sahroni,” katanya.
Selain itu, Burhan menyampaikan elektabilitas tertinggi Cagub Ibu Kota dipegang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Elektabilitasnya mencapai 46,1 persen.
Kemudian, Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dengan elektabilitas 25,7 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini 8,5 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 5,8 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,7 persen.
Adapun jumlah responden pada survei tersebut sebanyak 1020 orang. Metode pemilihan responden melalui simple random sampling.
Sedangkan margin of error sekitar 3.1 persen. Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka. Survei yang diselenggarakan pada pada Maret 2021 itu menerapkan protokol kesehatan. Indikator menyimulasikan 22 nama semi terbuka dalam survei tersebut
