Banyaknya tudingan terhadap Anies Baswedan, bahwa dirinya intoleran, Anies mengatakan bahwa tudingan tersebut cukup dijawab dengan bukti. Apalagi, dia juga dikaitkan dengan politik identitas yang akhir-akhir ini menjadi isu liar.
Tudingan terhadap Anies Baswedan bahwa dirinya intoleran dihembuskan oleh lawan-lawan politik yang sebelumnya merasa tidak suka jagoannya kalah pada Pilkada DKI Jakarta periode lalu.
Anies menyampaikan hal ini ketika ditanya cara menghadapi tudingan politik identitas oleh seorang peserta di DPW NasDem Medan, Sumatera Utara pada Jumat (5/11/2022).
“Saya sering menyampaikan, jangan di-counter, jadi kalau bapak mendengar bahwa misal dikatakan ‘Anies tidak toleran, diskriminatif, Anies tidak bersahabat’, maka bapak jangan jawab ‘Anies bersahabat’, bapak tanya saja ‘bisakah ditunjukkan buktinya?’ Karena kalau tidak bisa ditunjukkan buktinya, maka pernyataan itu batal demi akal sehat,” ujar Anies, Jumat (5/11).
Anies berpesan, jangan menilai seseorang berdasarkan persepsi, tapi nilailah dengan kenyataan. Anies lalu berbicara saat dan sesudah pilkada DKI 2017 yang dikaitkan dengan politik identitas.
“Dalam pilkada siapapun pendukungnya akan memberikan pujian yang akan didukung. Pasti di mana-mana, sesudah saya, ketika saya pilkada saya tidak menjawab. Saya akan jawab bukan dengan pernyataan tapi kenyataan. Itu akan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.
“Persepsi yang terbentuk oleh penyataan itu wajar. Tapi persepsi yang terbentuk oleh kenyataan itu kuat. Kenapa? Karena Itu ditopang dengan kenyataan, hanya perlu waktu,” imbuhnya.
Dirinya lalu berbicara rekam jejaknya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, harus ada bukti jika ia dianggap intoleran dan diskriminatif.
“Saya bertugas lima tahun apakah 5 tahun di Jakarta intoleran, diskriminatif? Kalau itu tidak ada itu harus dikoreksi dengan kenyataan. Karena ini digaungkan terus menerus. Jangan dicounter tapi diberikan pertanyaan. Biar yang menceritakan bukti-bukti itu tadi. Biarkan mereka bercerita,” katanya.