Isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah memicu persiteruan di tubuh Partai Demokrat. Kini persiteruan itu memasuki babak baru, DPP Demokrat resmi memecat enam kadernya karena dinilai terlibat dalam pergerakan kudeta.
Sedangkan, satu kader senior Partai Demokrat lainnya dipecat karena pelanggaran etika. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky menyampaikan tujuh kader Partai Demokrat yang dipecat sudah tak bisa lagi dikaitkan dengan partai berlambang mercy tersebut. Ia pun merincikan enam kader sudah terbukti melakukan perbuatan tingkah laku buruk dan merugikan partai terkait isu kudeta AHY.
Sebagian kader Demokrat menamakan kasus ini adalah Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).
“Maka DPP Partai Demokrat memutuskan untuk memberikan sanksi pemberhentian tetap dengan tidak hormat sebagai anggota Partai Demokrat terhadap nama-nama berikut: Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib dan Ahmad Yahya,” jelas Herzaky, Jumat, 26 Februari 2021.
Enam kader tersebut dikatakan Herzaky telah merugikan partai karena mendiskreditkan, mengancam, menghasut, mengadu domba. Selain itu, mereka melakukan bujuk rayu dengan imbalan uang dan jabatan, menyebarluaskan kabar bohong dan fitnah terhadap kepengurusan Demokrat pimpinan AHY.
“GPK-PD juga sangat melukai perasaan para pimpinan, pengurus dan kader Partai Demokrat, di seluruh tanah air. Keputusan dan rekomendasi Dewan Kehormatan Partai Demokrat itu didasarkan atas laporan kesaksian dan bukti-bukti serta data dan fakta yang ada,” ujar Herzaky.
Rekomendasi Dewan Kehormatan Demokrat terhadap pemecatan enam partai itu kata Herzaky sudah sesuai ketentuan Pasal 18 Ayat (4) Kode Etik Partai Demokrat.
“Perbuatan dan tingkah laku buruk Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya merupakan fakta yang terang benderang,” katanya.
Demokrat juga melakukan pemecatan terhadap kader seniornya Marzuki Alie. Mantan Sekjen Demokrat itu dipecat karena dinilai melukai perasaan pengurus dan kader Demokrat.
Sekalipun Marzuki membantah terlibat pergerakan kudeta AHY. Namun, di tengah isu kudeta, ia berulang kali menyampaikan kritikan tajam ke Demokrat. Salah satunya menyindir gaya kepemimpinan AHY dalam menyelesaikan isu kudeta.
“Desakan yang sangat kuat dari para pimpinan dan pengurus serta para kader di tingkat DPP, DPD, DPC dan organisasi sayap, termasuk para senior partai, untuk memecat Marzuki Alie,” kata Herzaky.
Kesalahan Marzuki karena menyatakan secara terbuka di media massa dengan maksud agar diketahui publik secara luas tentang kebenciannya terhadap kepemimpinan dan kepengurusan yang sah.
“Sebagai konsekuensi atas tindakan Marzuki Alie, maka kepada yang bersangkutan diberikan sanksi tegas pemberhentian tetap sebagai Anggota Demokrat,” ungkapnya.
Namun, sikap politik Demokrat dengan memecat tujuh kadernya ini berpotensi besar jadi bola panas yang bergelinding. Apalagi, ayah AHY yang juga Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sudah turun tangan menyikapi isu kudeta AHY.
SBY juga secara terang-terangan menyebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai tokoh eksternal yang terlibat dalam upaya kudeta tersebut. Presiden RI ke-6 itu menegaskan partai yang didirikannya itu bukan untuk diperjualbelikan.
“Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas. Partai Demokrat not for sale. Partai kami bukan untuk diperjualbelikan,” ujar SBY melalui sebuah video.