Dalam beberapa bulan terakhir bertebaran baliho Ketua DPR RI, Puan Maharani di berbagai titik di Indonesia. Baliho yang dipasang dengan berbagai ukuran besar.
Baliho Puan Maharani dengan tulisan Kepak Sayang Kebhinekaan misalnya, juga terpasang di atas jalan protokol kabupaten/kota.
Gambar perempuan yang digadang akan menjadi calon presiden di tahun 2024 mendatang itu, massif terpasang di basis PDIP di provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah angkat bicara soal aksi pasang baliho Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang marak di beberapa daerah.
Dedi mengatakan, Indonesia sudah lebih dari dari 16 bulan menghadapi pandemi virus corona baru (Covid-19). Imbasnya, saat ini banyak masyarakat yang mengalami kesusahan karena tidak dapat menjalankan aktivitas ekonominya.
Secara politik, Dedi berpandangan apa yang dilakukan Puan Maharani adalah sah karena sedang membidik kursi di Pilpres 2024 mendatang.
“Dari sisi etika publik jelas sangat mengganggu terlebih negara dalam konsisi krisis kemanusiaan imbas pandemi. Puan jelas tidak dapat dijadikan teladan,” ujar Dedi dikutip dari RMOL.
Jika benar ingin dikenang oleh publik, Dedi menyarankan Puan harusnya menggunakan kecukupan logistik politiknya untuk mengalokasikan anggarannya untuk membantu masyarakat mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Apalagi, kata Dedi, sebagai putri mahkota PDI Perjuangan, ia bisa mengakses struktur partai hingga ke desa-desa. “Itu jauh lebih diingat publik dibanding hanya dengan foto yang terpasang di jalanan. Jauh lebih berdampak jika Puan alokasikan anggaran untuk mengatasi pandemi,” demikian saran Dedi.
Anggota DPR RI Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno memberi penjelasan soal baliho Puan Maharani. Menurut Hendrawan, selain baliho, ada billboard Puan Maharani yang dipasang kader PDIP di Senayan.
“Yang dipasang itu bermacam-macam. Yang billboard itu spontanitas kolektif fraksi. Yang baliho dan spanduk ada yang dipasang oleh DPD/DPC, kader di daerah dan para relawan,” kata Hendrawan, Senin (2/8/2021).
“Yang anggota DPR memasang billboard,” katanya.
Hendrawan menjelaskan maksud pemasangan baliho Puan Maharani dan billboard tersebut. Selain itu, Hendrawan menjelaskan pesan-pesan yang tertuang dalam baliho ataupun billboard tersebut.
“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.
Lalu, apakah ada maksud politis di balik pemasangan baliho Puan Maharani? Hendrawan menepisnya sembari menegaskan PDIP fokus menangani pandemi COVID.
“Kami belum bicara 2024. Kami lebih fokus untuk memperkuat persatuan dalam menghadapi persoalan-persoalan berat yang sedang kita hadapi,” ujar Hendrawan.