Banjir melanda sebagian besar daerah di Kabupaten Pesisir Selatan. Tiga kecamatan terpantau mengalami dampak banjir terparah hingga sore, Jumat (17/12/2021).
Kondisi terparah dialami Kecamatan Lunang, Basa Ampek Balai Tapan dan Ranah Ampek Hulu Tapan. Data yang dihimpun dari berbagai sumber, ratusan rumah terendam, warga dievakuasi, hingga sejumlah ruas jalan utama tidak dapat dilalui kendaraan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, Doni Gusrizal mengatakan, hampir seluruh kecamatan di Pesisir Selatan dilanda banjir. Namun, tiga kecamatan itu mengalami dampak yang paling parah.
Di Kecamatan Lunang terdapat dua nagari yang dilanda musibah banjir. Yakni, di Nagari Sungai Sariek dan Nagari Sungai Pulai.
“Data sementara yang diterima, warga yang terendam banjir mencapai 60 kepala keluarga (KK). Jalan utama Trans Silaut di Sungai Sariek tidak bisa dilalui kendaraan roda dua atau empat,” terang Doni Gusrizal.
Sementara di Ranah Ampek Hulu Tapan, sekitar 600 unit rumah warga terendam banjir. Banjir terparah dialami dua nagari, yakni Nagari Binjai Tapan dan Nagari Kampuang Tangah Tapan.
Sekretaris Nagari Binjai Tapan Almirzon mengatakan, ketinggian air di sana mencapai pinggang orang dewasa. Menurutnya, dua nagari yang tersebut memang sudah menjadi langganan banjir sejak beberapa tahun terakhir.
Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga terendam banjir. Di antaranya Kantor Camat Ranah Ampek Hulu Tapan, Kantor UKL Capil, Mesjid, dan Sekolah.
“Kerusakan parah, atau korban jiwa belum ada laporan. Kami masih mengevakuasi warga terdampak bersama BPBD, Polri/TNI,” ujar Almirzon.
Di Basa Ampek Balai Tapan, banjir terparah terjadi di Nagari Tapan dan Nagari Koto Anau. Jalan lintas Provinsi Tapan-Bengkulu sempat tidak dapat dilalui.
Selain banjir, longsor juga terjadi di sejumlah titik. Salah satunya di Bukit Pulai Kecamatan Batang Kapas. Satu unit minibus nyaris tertimbun reruntuhan.
Hingga malam ini, hujan masih melanda sebagian besar daerah di Pesisir Selatan. (Kay)