Isu Koalisi Perubahan untuk Persatuan mulai goyah santer terdengar beberapa hari belakangan ini. Bahkan, munculnya wacana pasangan Ganjar Anies telah memicu tudingan yang mengusik Anies Baswedan.
Menangkal isu tersebut, bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan langsung menemui tiga figur kunci partai politik KPP pada akhir pekan lalu secara maraton.
Anies memulai pertemuan dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Kamis (24/8/2023). Anies dan Surya Paloh melakukan pertemuan tertutup selama empat jam di Grand Hyatt, Jakarta.
Anies datang didampingi sejumlah anggota Tim Delapan KPP, tim kecil berisi representasi masing-masing parpol pendukung Anies.
“Makin besar simpati dan kepercayaan dari masyarakat,” ujar Anies.
Usai menemui Surya Paloh, sehari setelahnya, Jumat (25/8/2023) malam, giliran Anies dan Tim Delapan KPP mengunjungi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Dua jam bertemu, Anies mengaku mendapatkan banyak catatan dari SBY terkait strategi pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Tadi Bapak SBY yang sudah memiliki pengalaman memenangkan pilpres dua kali, memimpin pemerintahan 10 tahun, memberikan kepada kita wisdom, knowledge, pengalaman yang amat kaya,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selanjutnya, giliran Anies menemui Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri pada Sabtu (26/8/2023) pagi.
Dalam pertemuan selama hampir 1,5 jam itu, Anies menegaskan bahwa tiga parpol tetap solid mendukungnya maju pada kontestasi elektoral mendatang.
“Menegaskan bahwa arah kita sama, strategi kita sama,” ujarnya.
Sementara, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai safari Anies menemui tiga figur itu untuk meredam isu perpecahan di internal KPP.
Menurutnya, Anies perlu menjaga soliditas di tengah munculnya dua isu yang berpotensi mengganggu kekompakan. Pertama, wacana duet bacapres PDI-P Ganjar Pranowo dan Anies.
Kedua, isu Sandiaga Uno yang bakal berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Safari politik Anies harus dimaknai sebagai show off pada publik. Bahwa, Koalisi Perubahan itu solid. Tidak tergoda rayuan-rayuan apapun,” papar Adi dikutip dari Kompas.com, Senin (28/8/2023).
Dalam pandangannya, dua isu tersebut bisa merugikan Anies yang saat ini elektabilitasnya masih berada di bawah Ganjar dan Prabowo Subianto.
“Ini tentu tidak baik secara publik. Ada kesan bahwa poros perubahan iman politiknya goyang,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, sosok yang akan mendampingi Anies di Pilpres 2024 hingga kini belum ada.
Meskipun, ada sejumlah nama yang digadang-gadang bakal menjadi kandidat RI-2 mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Cawapresnya belum ada kok,” ucap Ali usai mendampingi Surya Paloh bertemu Anies.
Ia menegaskan, Anies akan mengumumkan sosok bakal cawapres itu bila memang sudah ada. Saat ini, ia menambahkan, pengumuman sosok tersebut belum mendesak.